Sabtu, 30 Desember 2017

Cerdas Upgredable


Hari ini, saya telah sampai di sebuah titik pertanyaan,

"Apakah kecerdasan itu bisa ditingkatkan ? 

Atau bawaan dari lahir ?".

Lalu saya mencoba mencari jawaban di google dan ternyata hanya jawaban diplomatis yang saya temukan. Ada yang bilang bisa, ada yang bilang tidak. Lalu saya kembali berfikir, jika kecerdasan tidak bisa ditingkatkan, berarti pintar dan bodoh memang sudah di ciptakan oleh Tuhan sejak kita dilahirkan. Dan jika memang begitu adanya, jadi kita-kita ini yang "cerdas", seharusnya memaklumi dengan kebodohan mereka, harus menerima kebodohan mereka dengan bijaksana. Jangan di gunjing apa lagi dihakimi menurut persepsi orang cerdas. Mereka akan marah jika di seperti itukan. 

Lalu bagaimana cara membedakan yg cerdas dan yang kurang ? Yang kuliah di UGM cerdas, yang bukan UGM tidak cerdas ? Menurut saya juga bukan begitu. Pasti kalian pernah melakukan tes kecerdasan sewaktu SMP ataupun SMA. Dan disitu menunjukan angka. Jika anda sudah tau skor nya, seharusnya anda sudah bisa berintropeksi. Segeralah ber intropeksi dan terima sajalah bahwa teori "cerdas bawaan dari lahir" itu nyata.

Lalu, bagaimana jika teori itu salah. Bagaimana jika kecerdasan itu bisa di upgrade dan ditingkatkan ? Bukankah itu mengaggumkan ? Jika kita melihat orang bodoh di sekitar kita, kita tidak bisa berpendapat bahwa mereka memang dilahirkan untuk menjadi orang bodoh, tapi kita bisa berpendapat, sepertinya saya bisa mengupgrade kecerdasan nya agar tak bodoh bodoh amat. Dari segi perilaku, dari segi sikap, saya bisa memperbaikinya.

 Saya berifkir, dari otak saya yang paling dalam, saya berfikir bahwa kecerdasan itu bisa ditingkatkan. dengan begitu, satu persatu orang cerdas mulai menyebarkan virus cerdasnya ke orang orang yang terlihat bodoh itu, yang terlihat bodoh di medsos itu, lalu silahkan nyinyirilah dengan bijak, yang bisa menimbulkan efek "oh iya, bener juga ya kata mas nya", dan lambat laun dunia per medsos san di indonesia di kuasai oleh orang cerdas, bukan orang alay.

 Lalu suatu saat, akan ada masa dimana medsos penuh dengan orang toleran, dan saling menghargai pendapat orang lain, dan berperilaku sebagaimana nilai nilai yang terkandung dalam pancasila. Lalu lambat laun masyarakat mulai menyalahkan dirinya sendiri, bukan melulu menyalahkan pemerintah, dan mulai bersama sama membangun Indonesia ke arah yang lebih baik. 

Mulai membuang sampah pada tempatnya, karena mereka sadar membuang sampah sembarangan bisa membuat kali mampet dan banjir, mulai berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah, karena mereka sadar nylonong bisa menyebabkan kecelakaan. mulai menghentikan motor/ mobil di belakang zebra cross, karena mereka sadar itu adalah jalan untuk pejalan kaki saat menyebrang. mulai tidak njamping njamping di trotoar di saat macet, karena mereka sadar bahwa trotoar itu untuk pejalan kaki bukan untuk njamping njamping menghindari kemacetan. dan mulai sadar bahwa naik mobil dan masuk ke jalur motor di saat ring road sedang macet itu adalah sebuah kesalahan.

jika nanti, ditahun yang baru ini, manusia sudah banyak yang intropeksi , Bukankah itu fantastis ? 

Rabu, 06 Desember 2017

Jangan Menyerah (2)

Sekarang saya lagi berdiri di depan stadion milik salah satu universitas di Yogyakarta. Sambil minum Goodday funtastic moccacino. Iya, minumnya sambil berdiri, biar kayak orang bule. Lagi lagi saya di suguhkan pemandangan seperti yang terlihat. Tujuan saya menulis seperti ini adalah untuk pencitraan semata, agar terlihat seperti orang baik. Padahal kenyataanya, saya adalah pembunuh nyamuk dan tikus paling brutal sepanjang sejarah didirikanya rumah sedayu. Nyawa nyamuk dan tikus saja saya habisi tanpa segan, apalagi cuman nyawa manusia.

Tapi kali ini agak berbeda. Ketika saya sedang asik asik nya naik motor, tiba tiba ada pemandangan nenek tua jual rambutan di pinggir jalan. Lalu saya pura pura nggak lihat. Lalu tiba-tiba ada yang berbisik keras, " Heh nyuk, kae ki yo makhluk-Ku, gekndang tulungono". Lalu saya tengok kanan kiri belakang depan, dan tidak ada orang. Ternyata yang barusan adalah suara bisikan Tuhan. Lalu saya jawab, "Ayolaah Han, kenapa harus saya lagi, saya ini udah kebablasen sekitar 50 meter lo, dan apalagi disana juga ada dosen sliwar sliwer, ada juga mahasiswa calon pemakai slempang cumlaude juga sliwer sliwer, kenapa harus saya yang dibisiki". Lalu Tuhan menjawab, "saya hanya bisa berbisik ke hati manusia yang terbuka".

Aggghh. Lalu dengan sebal saya terpaksa putar balik dan membeli rambutan itu. Harganya lima ribu. Saya beli satu. Satu truk. Ya enggak lah. Cuman satu kardus. Ya enggak juga. Cuman satu iket. Harganya lima ribu. Lalu saya begegas pulang karena saya nggak tahan sama hawa panas di sekitar jalan aspal. Lalu tiba-tiba simbah wedok itu nyletuk, "matur nuwun nggih den". Ah gua dipanggil den. "What ? Den ? Apaan sih den ? Den den mushi ? Gua kagak ngerti yang elu katain mbok ! Udah lah nggak usah sok baik gitu", kata saya dalam hati. Tapi yang terucap dari mulut saya "enjih mbah. Sami-sami". Ah. Gimana sih aku ini. Kata hati sama kata mulut nggak pernah singkron. Emang kampret aku ini. Tapi akhirnya saya tinggalkan simbah itu dengan wajah senang. Oh iya. Pesan saya cuman satu, tetap berjualan kayak gitu juga nggak papa mbah. Yang penting jangan ngemis. Udah itu aja.

Senin, 27 November 2017

Pembangkit Galau Tenaga Hujan


Sialan. Gara-gara hujan, kenangan yang sudah menguap jauh kelangit kembali turun ke bumi. Banyak sekali kenangan yg terjadi dikala hujan. Waktu itu kita masih remaja, yang polos hatinya bercerita ~. Jangan di baca sambil nyanyi. Saya jadi mengingat ngingat beberapa epic moment yang terjadi disaat hujan. Karena hujan ini hadir setiap tahun, jadi mungkin ada sekitar 23 kasus yang bisa saya ceritakan. Tapi saya males. Beberapa saja cukup.

 Yang pertama yang tidak bisa saya lupakan adalah hujan di langit SMA Negeri 7 Yogyakarta. Saat itu hujan sangat deras. Semua berteduh. Kecuali khusnul. Dia sok aksi lari larian kejar-kejaran bersama temanya. Dan akhirnya tepat di depan bangsal wiyata mandala dia kepleset. Kedebug. Begitulah bunyinya. Kakinya bertanduk, hewan apa namanya ? Ya benar. Itulah khusnul. Segrombolan siswa yg berteduh di seberang lautan pun pura-pura tidak melihat sambil menahan tawa. Kalau saya benar benar sudah tak tahan. Saya tertawa sampai kotak tertawa saya hampir habis. Apalagi kalau mengingat-ngingat bentuknya, masyaallah. Limbad pun mungkin nggak kuat menahan tawa. Ah itulah hujan. Bisa membuat orang-orang tertawa.

Tapi gara gara hujan juga saya pernah nyaris terjatuh di jalan raya. Gara gara hujan juga sempak saya jadi banyak yang basah. Tapi hal lain yang menarik dari hujan adalah ketika musim hujan bersamaan dengan hari tanpa bra sedunia. Bisa membayangkan kan ? Perempuan pada tidak pakai bra, terus pada kehujanaan. Terus terlihat ngecap-ngecap. Ah dunia ini sudah gila. Udahlah, tetap pakailah bra mu walaupun hari tanpa bra sedunia !.

 Lalu yang saya ingat-ingat lagi adalah tentang mbak-mbak yang melepas mantol di pinggir jalan. Jadi begini, di indonesia, ada dua tipe mantol, mantol yang pertama adalah mantol yang klebet klebet kayak kelelawar, biasanya bisa dipakai buat berdua. Dan mantol yang kedua adalah mantol egois, yang cara memakainya mirip cara makain baju dan celana biasa. Ada mbak-mbak dipinggir jalan mencoba melepas celana dari mantol egois tersebut. Tapi celana yg didalam, celana panjang yang kayak aladin yang mudah mlotrok itu, ikutan katut mlotrok ketarik mantol yang ketat. Sontak saja saya terkejut melihatnya. Mau pura-pura nggak lihat tapi kok ya ngelihat. Mau mbantuin megangin celananya agar tidak katut mlotrok tapi kok takut dibilang saru. Ya begitulah hujan. Membuat saya jadi galau.

Sebenarnya tujuan hujan datang ke bumi itu baik. Jadi jangan dikeluhkan. Kasus kepleset, kotang ngecap ngecap, sampai celana mlotrok itu hanyalah ulah dari manusia itu sendiri. Hujan itu sudah jauh jauh dari langit turun ke bumi lo. Masak dihindari. Wahai manusia, Jangan bikin hujan kecewa ya !

Sabtu, 18 November 2017

Kumpulan Tanda Seru !

#Quotes1
“ Kata Pak Herka, mahasiswa zaman sekarang itu cium tangan cuman buat menjilat biar dapat nilai bagus ! “
#Quotes2
“ Saya ini orangnya punya integritas. Jadi jangan pernah mencoba untuk menjilat, kalau uangnya dikit ! “

#Quotes3
“ Jangan judge by the cover donk. Saya ini orang kaya yang cuman pura-pura miskin lo ya !”

#Quotes4
“ Anak kecil depan saya solat jumat sambil roll depan. Tapi gerakanya salah ! “

#Quotes5
“entar kalau saya pas banyak uang, deketin saya lagi ya ! “

#Quotes6
“ setan-setan di penjara selama bulan ramadhan. Lalu dihukum menjelma menjadi teman yang posting foto es doger siang-siang. Tolonglah ! “

#Quotes7
“ di hari pernikahan nanti, kamu nggak usah ribet menghias diri dengan gaun. Karena kamu cuman tamu !”

#Quotes8
“ setiap tuan rumah bilang, ‘ anggap saja rumah sendiri’, rasanya langsung pengen main PS, ambil sertifikat rumah, dijual, lalu uangnya buat bikin toko game !”

#Quotes9
“ pelajarilah banyak sesuatu, biar kalau ada rasa manis di lidah tidak langsung bilang gula ! “

#Quotes10
“ Orang yang diajak ngobrol tapi matanya malah ngelihat HP, layak di sampluk ! “

#Quotes11
“ dua nyamuk ini nekat berbulan madu di depan mata saya sendiri, kurang ajar. Layak dihukum mati ! “

#Quotes12
“ tukang parkir yang suka narik motor dari belakang itu malah sering mengganggu keseimbangan dari pada memudahkan ! “


#Quotes13
“ Erin ini sengaja naruh sabun daerah kewanitaan disebelah sabun cuci wajah biar saya ketuker-tuker ngambilnya ! “

#Quotes14
“ Pevita pearce bisa saja bilang, ‘ kecantikan seseorang itu datang dari hati dan fikiranya’. Coba mbokde tukiyem yang bilang gitu ! “

#Quotes15
“ makan nasi kucing niatnya lauk tahu susur malah dapetnya tape. Terpaksa tidak saya kunyah langsung saya telen ! “

#Quotes16
“ mau jongkok di wc aja sekarang suka kepleset-pleset. Lemak ini menyiksaku ya Tuhan ! “

#Quotes17
“ begal itu pemberani. Malem-malem mau mbegal orang nggak takut kena begal ! “

#Quotes18
“ saya kira dosen muda, ternyata cuman mahasiswa tua ! “

#Quotes19
“ keadilan media sosial bagi seluruh rakyat indonesia ! “





Minggu, 12 November 2017

Jangan Menyerah

Sekarang saya sedang minum susu firsian flag rasa strowbery. Duduk di depan indomaret jalan taman siswa. Ada bapak tua sedang duduk di tanah sekitar 1 meter dibawah kursi yang saya duduki. Dia menghisap rokok lintingan yang sudah dia persiapkan (mungkin) dari rumah. Mungkin dengan rokok lintingannya, dia bisa lebih santai menyikapi dagangan peyek nya yang tak laku-laku. Sesekali dia rapikan peyek yang dia jual yang dia bawa dari rumah. Jalan tamsis (taman siswa) terkenal dengan keramaiannya. Tapi, tatapan mata bapak ini terlihat sepi.
Tadi saya sudah beli satu. Satu peyek harganya lima ribu. Hati nurani saya kacau. Wira-wiri anak SMA dan SMP habis pulang les, bercengkrama dengan temannya, dengan bahasa gaul nya, lewat depan bapak tua yang berjualan peyek. Blas, memandanginya pun tak mau. Ini saya mau ber argumen, terserah setuju atau tidak. Banyak orang kaya yang menggunakan mobil-mobil mewah bilang, “kalau mau dapet duit ya kerja, jangan minta-minta, jangan jadi pengemis !”. katanya. Banyak pengemis juga bilang, “saya mau kerja apa, ijazah pun tak punya, mau berjualan pun tak laku.” Katanya. Si pengemis menambahkan, “saya pernah mencoba bekerja, dengan cara berjualan, tapi tidak dihargai, tidak laku, dan akhirnya saya menyerah, dan mengemis.” Katanya.
Mungkin kalian sering bilang pengemis itu orang yang malas. Tapi dimata saya, mereka adalah orang yang menyerah. Menyerah terhadap keadaan. Hari ini saya mencoba membeli daganganya, bukan berarti saya suka peyek, tapi saya berharap, semoga bapak ini tidak menyerah, tetap berusaha berjualan, Dan tidak kalah oleh keadaan. Amin.

Jangan mengemis ya pak. Ok ?

Rabu, 08 November 2017

Over Confident

Hati ini memang sudah lama tertutup, tapi demi kamu, hati ini kunekat-nekatkan kubuka. Eh benar ternyata, banyak debunya. Hati ini sudah lama tertutup, dami kamu, hati ini kunekat-nekatkan kubuka, benar ternyata, banyak laba-labanya. 3 hari yang lalu saya chat dia, dan baru dibalas hari ini. bertanda apakah ini ? apa dia baru beli paketan setelah H+3 ? atau buka HP setelah hari ke tiga ? atau hapenya ketlingsut baru ketemu di hari ketiga ? ah, saya tidak tahu. Yang jelas dia tidak mungkin mencuekan chat dari saya sampai 3 hari. Tapi yang terpenting hari ini dia mbales. Dia bilang,
“maaf”
Saya sangat bahagia, 4 huruf sederhana itu mengalir syahdu dari jempol indahnya. Lalu saya balas dengan panjang lebar sesuai yang sudah saya rencanakan jauh-jauh hari. Lalu dia tidak mbales lagi. H+3 lagi. Lalu dia kembali muncul. Dengan jempolnya yang indah dia kembali berujar,
“gimana-gimana ?”
Alhamdulillah ! sekarang bukan hanya 4 huruf, melainkan 13 huruf ! saya sangat senang. Dari 4 huruf ke 13 huruf adalah progress yang sangat pesat. Harus saya rayakan sendiri. Walaupun setelah itu dia tidak mbales lagi. Selalu begitu, interval membalas chat selalu 3 hari sekali. Sesuatu yang ajeg. Sesuatu yang pasti. Banyak yang bilang perempuan itu butuh kepastian. Tapi dia memberikan hal yang pasti ! membuat saya semakin percaya diri. 3 hari sekali adalah hal yang menyenangkan. Paling tidak itu lebih baik dari pada 7 hari sekali. 3 hari adalah hal yang istimewa bagi orang yang sangat sibuk.
“sesibuk-sibuknya orang pasti dia megang hp walaupun satu hari”, kata kawanku.
Tapi saya tidak percaya, dia kan istimewa, pasti sangat sibuk. Baru bisa memegang hp setelah 3 hari. Lambat laun, dari 3 hari menjadi 4 hari, menjadi 5 hari, menjadi 6 hari. Akhirnya saya mendengar dia sudah menikah dengan orang lain beberapa hari yang lalu. Tamat.

Hati ini memang sudah lama tertutup, tapi demi kamu, kunekat-nekatkan kubuka. Eh benar ternyata, banyak debunya. Hati ini memang sudah lama tertutup, tapi demi kamu, kunekat-nekatkan kubuka. Eh benar ternyata, nambah satu lagi yang membuat aku kecewa.

Selasa, 07 November 2017

Bom-Bom Car

Kamu, aku, didalam sebuah permainan bom-bom car. Kita berbeda tempat, kita bergerak bebas, tidak memilih dalam satu kendaraan. Kita beda warna beda pandangan. Tapi kita masih sama, dalam satu arena bom-bom car. Banyak yang bilang perbedaan itu buruk. Kalau bisa seragam, kenapa harus berbeda ? katanya. Jika bisa bersama-sama, kenapa harus beda kendaraan, katanya. Tapi dengan berbeda car, kita bisa saling bertabrakan , kataku. Kita bisa saling berbenturan, kataku. Bukankah tabrakan dan benturan itu buruk ? katanya. Tapi bukankah tabrakan di bom-bom car itu seru dan menyenangkan ? kataku.
Kita masih saling adu argumen. Tidak ada yang mau mengalah. Masih di keyakinanya masing-masing. Kata pak hamid, di dalam sebuah perdebatan, ada dua opsi, salah satu menyerah dan menjadi satu pemikiran, atau tak pernah menjadi satu, dan berjalan menurut pemikiranya masing-masing. Dan kami memilih jalan yang kedua. Tapi walaupun begitu, kita masih sama, di dalam arena bom-bom car. Dan anehnya, aku justru menikmati setiap benturan-benturan di dalamnya. Aku menikmati setiap tabrakan-tabrakan di dalamnya.
Kupikir hidup ini seperti bom-bom car, mau bertengkar setelah terjadi benturan, atau mau tertawa setelah terjadi benturan, semuanya terserah padaku.


Sekaten, 2017.

Sabtu, 21 Oktober 2017

Dimanfaatkan

Saya suka menjadi orang baik. Karena orang baik selalu dimanfaatkan. Ya, saya suka dimanfaatkan, karena sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat. Ya kan ? Ya kan ? Rosulluloh pun penah bersabda :
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain”

Tapi teman-teman saya sering kasihan melihat saya. Ada juga yang menggoblok-goblokan, menolol-nololkan dan memekok-mekokkan saya.
 “Heh, elu itu dmanfaatin bego, kenapa lu mau-maunya sih. Ada teman yang jelas-jelas nggak pernah ngembaliin utang minta uang ke elu, masa tetep elu kasih ?”
 “temen yang suka ngrasani elu dibelakang dan ngejelek-jelekin elu di belakang, minta tolong jemput di stasiun, masak elu jemput ?”
Dan lain-lain,
 Dan lain-lain.
 Jadi begini, wahai saudara-saudara ku sebangsa dan setanah air. Orang yang bodoh, alias tolol alias pekok, dia adalah orang yang dimanfaatkan tapi dia tidak sadar kalau dirinya dimanfaatkan. Paham ? oke saya ulangin, orang yang bodoh alias pekok alias tolol itu adalah orang yang dimanfaatkan tapi dia tidak sadar kalau dimanfaatkan. Sedangkan saya, saya sangat sadar bahwa saya dimanfaatkan, dan saya juga tau dia cuman pengen memanfaatkan saya, tapi saya malah bahagia, karena apa , karena itu berarti saya masih berguna dan bermanfaat bagi sesama. Kembali lagi ke sabda Rosululloh, sebaik baik manusia adalah manusia yang bermanfaat. Oke sampai sini paham ? ada pertanyaan ?


Selasa, 26 September 2017

Jika Mati

Jika cicak mati, siapa yang seedih ? kayaknya nggak ada yang sedih. Matinya pun pasti selalu tragis, kalau nggak kegencet di engsel pintu, pasti dia mati dalam keadaan ekor patah karena habis perang melawan embuh.  jika tikus mati, siapa yang sedih ? kayake ini bukan berita duka, ini justru berita bahagia !
“woy ! saya dapaat tikus satu di dapur ! horeeee.” Teriak mama.
Karena kematian tikus adalah kebahagiaan bagi kita semua, termasuk saya.
 jika nyamuk mati, siapa yang sedih ? kayaknya ini justru hasrat kita setiap malam. Jika belum bisa membunuh nyamuk yang telah berhasil mencuri darah dari tubuh kita, itu belum afdol, seperti dendam yang belum terselsesaikan. Nyamuk mati ? oh jelas itu sangat menyenangkan, bagi manusia.
Kalau manusia mati, siapa yang sedih ?
Tergantung manusia itu sendiri, bagaiaman sepak terjangnya selama hidup di dunia. Tapi seburuk-beuruk manusia tinggal di dunia, pasti wartawan selalu nanya,
“buk, gimana pendapat si x si tetangga ibu yang meninggal karena keserempet kereta api karena melanggar palang kereta ?”
Sering kali dijawab, “dia orangnya pendiam mas, jarang kelihatan di rumah.” Pasti cuman gitu yang berani diceritakan oleh ibu. Dia nggak berani bilang bahwa dia suka ngrakit bom, suka nyruti mangga tetangga, tidak suyka berbaur, suka ngutang nggak dibayar-bayar, dan lain lain. Karena naluri manusia, jika melihat manusia lain mati, pasti sedih. Atau wajib sedih. Jika kamu tidak sedih, maka kamu tidak normal.
Tapi jika yang yang meninggal orang baik gimana ? atau nggak perlu orang baik lah, orang yang cukup dikenal di warganya, bnagaiaman pendapat ibu tentang almarhum yang meninggal karena kecebur sungai di saat dia mandi ?
“ ya dia itu orangnya baik, sering berbaur dengan tetangga, dan dan sudah tinggal disini lama”
 Padahal kalau mau nyari aibnya juga ada banget. Ya begitulah, seburuk-buruknya manusiaa, disaat dia meninggal, pasti selalu diperlihatkan sisi baiknya.
Setelah dia mati, lalu apa ? ya masih aja ngrepoptin. Naik mabulan , pakai wiyu –wiyu , nyuruh ornag minggir dijalan, lalu masih ada acara yasinan 7 hari, 45 hari ,100 hari, 1 tahun, 2 tahun ah sungguh merepotkan si manusia ini. jauh berbeda dengan tikus, cicak dan nyamuk.
Lalu kalau besok saya mati gimana ? saya pengen dimandikan dulu, yang bersih ya ! awas kalau nggak bersih, lalu disolatkan. Solatnya yang khusyuk ! jangan tolah toleh, apalagi nggak hafal doa alahuma firlaha ! firlahu atau firlaha hayo ?. nah setelah itu saya pengen naik mabulan, tapi pas lampu warna merah , ya berhenti, hijau ya jalan, harus tetap tertib, walau sudah meninggal. lalu dicarikan tempat pemakan yang biaya pemakamanya nggak mahal, nggak usah beli peti mati yang warna putih itu yang mahal itu. Mahaaaal. Pemborosaaan. Lalu doakan ku setiap saat, nggak cuman pas 7 hari, 45 hari, 100 hari, 1 tahun, dan 2 tahun. Konsumsinya jangan mahal-mahal, tongseng kambing cukup.
 Kayaknya enak tongses kambing, aku jadi pengen makan tongseng kambing. Ah makan tongseng dulu ah, selagi masih sempet, selagi masih hidup. Jadi gendut ? yang ngangkat besok jadi berat ?
 bodo amat !!


Nb : kalau yang butuh donor darah donor ginjal atau donor organ organ tubuh yang lain silahkan tubuh saya di udel udel nggak papa. Disumbangkan aja, insyaallah onderdilnya masih bagus-bagus semua, bukan perokok, bukan alcoholic, bukan pecandu narkoba, dan rajin olahraga. Asal dengan satu syarat, ngudel-ngudel tubuh saya nya jangan pas saya masih hidup !

Sabtu, 16 September 2017

Sang Pengeluh

sejujurnya, jika kamu ingin membaca chapter ini, kamu harus paham terlebih dahulu tentang bagaimana saya menyikapi sebuah masalah dalam hidup. Dan semua sikap saya terhadap permasalahan hidup, sudah saya bahas di chapter “the power of yaudah”. Dan untuk menjaga uang koin tetap terjaga, kamu harus melihat sisi sebaliknya. Untuk menjaga “ying” tetap “yang”, kamu harus melihat sisi gelapnya. Secara garis besar, manusia dibagi menjadi dua tipe, yang pertama adalah manusia yang selalu bilang
“tenanglah, paling tidak saya lebih baik darinya”.
dan tipe yang kedua adalah, manusia yang selalu bilang ,
“sial ! kenapa hidupku seperti ini ! kenapa mereka lebih beruntung daripada aku ?”.
Mungkin saya sudah terbiasa menyikapi berbagai hal dengan yaudah, tapi bagaimana dengan pengeluh-pengeluh pemula yang beredar di dunia maya ? apakah mereka sama dengan saya ? jawabanya adalah “ya”. Sejujurnya, sebelum saya jadi selomo ini, masa lalu saya penuh dengan keluhan. Sungguh banyak sekali keluhan dalam hidup. Saya masih ingat betul saat saya SD, tumpukan keluhan saya tumpuk-tumpuk menjadi sebuah bukit. Dari keluhan kenapa saya tidak punya PS2, kenapa saya tidak punya otopet, dan kenapa saya berangkat sekolah disuruh naik sepeda ?. dan keluhan-keluhan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu-persatu.
Apakah keluhan itu baik ? ya bisa iya, bisa tidak. Saat saya kecil, media sosial belum ditemukan. Belum ada facebook, twitter, instagram dan medsos lainya. Sehingga jika saya ingin mengeluhkan sesuatu, selalu saya tulis di buku tulis di bagian paling belakang. Hanya saya dan buku tulis yang tau. Sehingga keluhan itu seperti ambisi yang harus saya raih, ambisi dan cita-cita yang hanya saya dan buku tulis yang tau, bukan seperti pengeluh pemula yang sekarang beredar sangat banyak di dunia maya. Asal kalian tahu, mengeluh di media sosial hanyalah tindakan membuang-buang tenaga. Asala kalian sadari, itu hanyalah menularkan energi negatif ke pembaca lain yang merasa sama dengan anda. Apakah keluhanmu akan berakhir dengan like yang banyak dan teman-temanmu yang sok peduli itu ? sepertinya hanya empati sampah yang tidak akan memberikan solusi apa-apa. Dibandingkan dengan saya, keluhan yang saya tulis dibuku jauh lebih bermanfaat untuk saya , tapi tidak untuk buku. Memang kasihan si buku.
Alkisah, pernah suatu ketika, teman saya dibelikan otopet oleh bapak ibunya. Bagi yang tidak tau otopet, itu adalah kendaraan yang sering digunakan poo untuk berkeliling-keliling di bukit teletubies.
“wahai ibunda, kenapa kau tak belikan aku otopet seperti yang dia miliki itu ?, kenapa dia dengan mudah mendapatkan apa yang dia inginkan ?” tanyaku.
“wahai anaku, sesungguhnya ibumu tidak punya uang untuk membelikanmu kendaraanmu seperti itu, jika kamu benar-benar menginginkan sesuatu, kamu harus berusaha dengan usahamu sendiri”. Jawab ibu.
Lalu ibu kembali berujar,
“oke baiklah, ibu akan membelikanmu otopet, tapi jika kamu rangking 1 berturut-turut dari kelas 1 sampai kelas 3”
Lalu saya menajwab, “oke, tak masalah, mudah saja bagiku”.
Lalu saya pun langsung belajar dengan khidmat setiap hari. Ditahun pertama saya berhasil menyapu bersih rangking 1, ditahun kedua pun dilaluinya dengan mudah, dan ditahun ketiga dia akhiri dengan fantastis.
“oke ibu , saya sudah ranghking 1 banyak sekali, sekarang silahkan pergi ke toko otopet dan belikan kendaraan itu. Lekaslah !” kata saya dalam hati.
Akhirnya saya mendapatkan apa yang saya inginkan, selama tiga hari berturut saya gunakan otopet untuk berkeliling kampung, lalu di hari ke 4 saya sudah merasa bosan. Lalu saya mengeluhkan hal lain.
Jadi begini teman-teman, intinya adalah, keluhan itu adalah hal yang baik. Manusia harus punya keluhan, harus punya sesuatu yang ingin dia capai, harus ada sesuatu yang harus dia kalahkan. Tapi alangkah baiknya keluhan itu tidak di umbar di media sosial. Cukup hanya kamu dan buku tulis yang tau, lalu, hajar keluhan itu sampai dapat, jika sudah dapat, lekaslah mengeluh untuk hal yang lain. ya begitulah.


Minggu, 20 Agustus 2017

Republic of Mosquito

Untuk para jiwa-jiwa pemberani yang tak pernah takut mati, walau telapak tangan raksasa mengancamu sewaktu-waktu. Sesuap nasi tak terlalu beresiko, itu tak berbahaya. Andai setiap membeli beras kau harus melewati ancaman pembunuhan, kau akan merasakan apa yang kami rasakan.
Sehari tidak menghisap darah kami bisa mati. Kami nyamuk, itu makanan pokok kami, jangan diperdebatkan. Nggak bisa kamu ganti menjadi sirup atau jus jambu. Kami pun berkeluarga, beranak pinak dan sejahtera. Kami harus melahirkan anak nyamuk dari perut ibu yang bergizi. Agar kelak bisa menjadi pejuang darah yang gagah berani, yang tidak mudah mati jika disemprot atau dipukul menggunakan jari.
Kenapa kau bisa semudah itu membunuh keluarga kami ? apa kau Tuhan ? bisa semena-mena berkehendak menentukan siapa yang akan mati hari ini. waktu bayi naluri membunuhmu masih tumpul. Semakin dewasa kau di ajarkan menjadi pembunuh yang ulung. Seolah-olah tindakan pembunuhan nyamuk adalah hal yang wajar. Setelah kau bunuh pun, terkadang masih sering kau patahkan kaki kami untuk menakut-nakuti pejuang kami yang lain.
Sejujurnya, kami tidak takut. Kami adalah pemberani, kemarin rabu kau bunuh ayahku, kamisnya kau bunuh ibuku. Hari jumat ku tantang kau sendiri. Tanpa ayah, tanpa ibu. Akhirnya hari jumat aku pun mati. Mati dengan gagah berani, mati di telapak tangan sang ilahi. Walau hari ini aku mati, teman-temanku akan selalu hadir kembali, selalu ada, selalu nyata, dan berlipat ganda.
Lebih baik mati dibunuh manusia daripada mati dibunuh teman sendiri. Kami sesama nyamuk memiliki jiwa prikenyamukan, sesama nyamuk tak akan pernah salling membunuh. Kalau manusia ? ah memang luar biasa makhluk yang satu ini. jangankan nyamuk, semua hewan aja dibunuh. Belum pernah kulihat ayam mbunuh ayam, kucing mbunuh kucing, nyamuk mbunuh nyamuk.

Kalau manusia mbunuh manusia ?

Sabtu, 19 Agustus 2017

Puisi

Enak jadi tukang parkir di pantai Indrayanti,
Pagi-pagi udah ada di pantai
Piknik teruus !
Jadi gajah di kebun binatang juga enak,
Setiap hari tamasya ke Taman Safari Indonesia
Piknik Teruus !
Jadi penjaga warnet juga enak,
Sewaktu-waktu bisa ngenet
Dan ndownload film/game sepuasnya.
On line teruus !
Enak juga jadi cleaning servis di mall
Setiap hari kerja di mall
Nge mall teruus !
Enak juga jadi penjaga pintu bioskop,
Selalu tau tentang film-film terbaru
Nonton teruus !
Enak juga jadi barista,
Tiap hari pergi ke cafe
Nongkrong teruus !

Ah enaknya, aku ingin jadi semua.



Sabtu, 12 Agustus 2017

Jika Aku Menjadi

Enak enggak sih ngebayangin menjadi sesutu yang lain ? ya nggak taulah, saya kan egois. Maunya dimengerti, tapi nggak mau mengerti. Tapi sekarang saya mau mencoba untuk menjadi sesuatu yang lain. Mencoba mencari sudut pandang lain, dari berbagai hal yang ada di dunia ini. Dan-Dan kemaren sore saya pulang dari kampus melewati ring road bagian selatan. Di perempatan saya melihat sesosok laki-laki atau perempuan, embuh lah ra ngerti, sedang duduk bersandar di tiang lampu. Dia membawa es teh dan sedang berteriak-teriak nggak karuan. Oh siapa dia ? oh jelas dia adalah orang gila. Kenapa dia teriak-teriak ? apa dia sangat bahagia ? ya, saya juga nggak tau. sejak saat itu saya merenung gimana sih rasanya jadi orang gila , gimana sih pola pikir orang gila ? dan bagaimana sih sudut pandang orang gila ? dan mungkin kira-kira akan seperti ini :
“ haii, saya orang gila, saya suka jalan jalan sendirian. Saya nggak punya teman, setiap orang yang saya deketi pasti lari ketakutan. Saya bisa hidup tanpa HP, saya bisa hidup tanpa paketan, saya bisa hidup tanpa TV, saya bisa hidup tanpa rumah, saya bisa hidup tanpa pakaian, dan saya bisa hidup tanpa agama. Soal umur , usia saya bisa di adu dengan anak-anak remaja yang bunuh diri atau ketabrak kereta api saat selfie. Saya punya opsi mati, tapi saya tidak pernah memilih untuk mati. Tak masalah orang-orang melihat tubuh saya telanjang, dijalanan, berlumuran debu, asal terus melangkah, asal terus percaya di depan masih ada sisa makanan di tong sampah, saya akan tetap melangkah. Saya tidak punya agama, saya tidak solat, saya tidak ke gereja, saya tidak ke kuil, dan saya tidak pernah beribadah. Tapi saya percaya tuhan. Saya tidak pernah menghina tuhan, saya selalu berterimakasih kepada tuhan, karena memberikan tubuh yang sempurna, tak kedinginan jika malam hari, dan tak kepanasan jika siang hari. Saya tak pernah bingung tentang hari esok, saya tak pernah takut dengan hari esok. Besok makan apa, besok dapet apa, besok masih hidup atau mati, saya tak pernah menanyakan hal itu ke tuhan. Karena menanyakan hal itu ke tuhan berarti saya telah menghina tuhan. Tuhan sudah mengatur jalan setiap-setiap manusia. Jangan pernah kasihan melihat saya, justru saya yang kasihan melihat anda. Bagaimana bisa ada manusia stres cuman gara-gara uang. Padahal saya hidup sampai sekusut ini pun masih tetap hidup walau tanpa uang. Uang? Untuk apa uang ? beli baju ? beli beli tas ? beli hp ? gengsi ? beli makan ? makan nggak perlu uang. Di tong sampah masih banyak yang bisa di makan. No problem. Kata siapa itu sumber penyakit, kenyataanya saya masih sehat sampai sekarang. Saya masih bisa berjalan, saya masih bisa bernyanyi, saya masih bisa berteriak-teriak sesuka hati. Dan bahkan saya tak pernah merasa kedinginan maupun kepanasan. Saya heran dengan orang jaman sekarang, putus cinta lalu galau, sedih, bahkan ada yang bunuh diri. Emang kenapa kalau buya hamka bilang kalau hidup jangan sekedar hidup ? saya hidup memang sekedar hidup, tapi saya tak pernah merugikan orang lain. Mungkin cuman kencing dan eek sembarangan. Saya sendiri, saya kuat, saya tak membutuhkan orang lain dalam melakukan apapaun. Saya tak butuh siapapun. Saya bisa menjalani hidup ini sendiri. Benar-benar sendiri. Saya siap mati dimana saja, saya siap mati kapan saja, tapi saya tak pernah bunuh diri. Ada orang yang menjadi presiden, ada yang menjadi dokter, ada yang menjadi dosen, ada yang menjadi guru, ada yang menjadi artis. Jika banyak orang sudah begitu, biarlah saya tetap gila seperti ini. bukan soal tampil beda, tapi agar keseimbangan peran tetap terjaga. Kalau semua manusia di dunia ini waras, siapa yang berperan jadi orang gila ? bukankah itu peran yang harus saya jalankan ? ”
Ya kira-kira begitulah mungkin makna teriakan-teriakan orang gila kemaren sore. Wah hebat, ternyata saya bisa tafsir teriakan, saya bisa memahami bahasa orang gila. Salut buat saya sendiri. Tapi sebenarnya peran yang paling membahagiakan di dunia ini bukanlah menjadi orang gila. Tapi menjadi kucing. Kenapa kucing ? karena tinggal ngusap-ngusap bokong ke kaki majikan, langsung di kasih makan. Eh saya mempraktekan mengusap-usap bokong ke kaki ibunda, langsung di gajul. Lebih enakan juga menjadi kucingnya raditya dika, punya kamar sendiri, punya kasur sendiri, dan punya jodoh sendiri ! edan. kalau menjadi kucing kampung sih tinggal di kasih ikan asin pasti seneng banget. Padahal ikan asin nya punya lesung pipi. Eh ternyata ikan manis. Tapi juga sebenarnya peran yang paling kasihan di dunia ini adalah menjadi cacing. Dia selalu tidur di tanah, kadang bersebelahan dengan bangkai manusia dan bangkai-bangkai yang lain. Belum lagi kalau cacingnya melahirkan. Ada cacing keluar dari perut cacing, eh ternyata cacingnya cacingan. Pantesan nggak doyan makan. Hm. Tapi selain yang hidup di tanah, ada juga peran yang kasihan hidup di udara, yaitu menjadi nyamuk. Kenapa nyamuk ? karena nyamuk terbang sendirian. kalau berdua pasti pacaran, kalau bertiga pasti... pasti yang berdua pacaran yang ketiganya jadi setan. Atau jadi obat nyamuk ? ya kalau jadi obat nyamuk sih ketiga-tiganya pasti mati. Ah udah ah, gara-gara  “jika aku menjadi”  aku menjadi gila. Jangan-jangan yang duduk di perempatan kemaren sore sambil bawa es teh sambil teriak-teriak adalah.... cacing ? atau kucing ?


 yaa, bisa jadi.

Kamis, 20 Juli 2017

Asal Muasal Batu.

Manusia itu waktu lahir keluarnya dari mana sih ? kayaknya dari tempat yang menarik. Eh, menarik atau menyedot ? atau menarik untuk disedot ? atau disedot dulu baru ketarik ? ah, ya seperti itulah kira-kira. Tapi itu kan manusia. Kalau batu ? kalau batu sih normalnya keluar dari erupsi gunung berapi. Tapi batu yang ini keluar dari rahim seorang ibu yang sangat kuat. Bayangkan. Mengandung batu selama 9 bulan , kemana-mana membawa batu di perut, masih disambi masak, nyuci baju, nyetrika baju, dan lain-lain, dan lain-lain. Itu kayaknya bukan mengandung, tapi fitness. Berat bayi normal sekitar 2-3 kg. Tapi yang satu ini bukan bayi, ini batu. Ini bisa mencapai 10 kg atau lebih. Sungguh rahim yang sangat kuat yang dimiliki oleh ibunda erta.
Hah ?
Erta ?
Siapa itu ?
20 juli, 23 tahun sebelum masehi. Sebuah batu pualam mengendap di rahim seorang ibu. Dan endapan itu dibuang oleh si ibu karena mengganggu aktifitasnya sehari-hari. Akhirnya sang batu terlahir di dunia yang penuh kepalsuan. Ertha cahya namanya, walau blas nggak ada cahaya-cahayanya kalau melihat sosoknya. Atau sering disebut ertha galagher, atau ertha rock, atau ertahimovic, atau erta el capitano, atau erta al jurmy, atau ertha bustomi. Erta dibesarkan di sebuah lokasi yang sangat mumpuni untuk budidaya jangkrik, walang, dan hewan bertrakea lain. Saya menyebutnya “The Theater of South Mountain”. Batas wilayah timur sering disebut “sir alex fergusemin stand”, batas wilayah selatan sering disebut “street tepusend”, dan batas wilayah barat sering disebut “Sir Bobby Playen stand”. Dari ciri-ciri tersebut sudah jelas dari mana si erta cahya berasal. Erta berasal dari Manchester Guniked.
Karena erta lahir di manchester, erta memegang erat budaya british. The beatles, oasis dan kangen band adalah playlist yang tak pernah luput dari pendengaran kuping imutnya. Emang batu punya kuping ? ya punyalah. Rumah squirdward aja punya kuping. Tapi rumah ertha juga terbuat dari batu. Erta tinggal dibawah batu secara mandiri. Jika ada istilah "ada batu dibalik batu", itu  pasti istilah yang disematkan kepada erta si raja batu. Setelah dibuang oleh ibunya ke laut, erta hidup sebatang batu. Di dalam laut, pekerjaan tetap ertha adalah menonton tv. Bagi erta menonton tv adalah pekerjaan yang rumit. Terkadang dia harus mencari remotnya, terkadang dia harus membetulkan antena dan terkadang dia harus menggaruk bokongnya jika bokongnya terasa gatal. Erta suka menjadi batu. Batu adalah passion erta sejak kecil. Hidup ini memang harus sekeras batu, kamu harus dingin dan tahan banting. Musuh terbesar batu adalah tetesan air. Karena cuman tetesan air yang dapat melubangi batu.

Hari ini memperingati HUT Batu yang ke 23. Saya sebagai wakil batu mengucapkan selamat mengeras dan lebih keras. Semakin tua semakin keras, cuman batu yang bisa begini. Semakin tua semakin mahal, cuman batu yang bisa begini. Tamales ngalu nuhat , kapten !

Selasa, 18 Juli 2017

Hassan a.k.a Roronoa.

Hallo, nama saya roronoa hasan. Biasa dipanggil hassan. Hari ini saya ulang tahun. Saya lahir 20 juli sekitar 23 abad yang lalu. Saat itu medsos belum ada, listrik juga belum ada. kalau malam minggu saya suka nongkrong di depan goa sama temen-temen. Disambi sambil ngasah tombak dan golok buat berburu dinosaurus. Disambi sambil menceritakan tyrex yang ngamuk kemarin sore.
 Hallo, nama saya hassan, hari ini saya ulang tahun. Saya adalah makhluk berbadan atletis tetapi kadang ateis. Saya percaya dengan jin, saya cerdas, mahasiswa cumlaude, dan selesai kuliah dengan waktu 3,5 tahun. IPK saya 3,62 km/jam. Bisa saja saya raih IPK 4,00, tapi saya males dikatain pamer, saya males dikatain sombong. Jadi setiap ujian semester jawabannya saya salah-salahin, biar nggak dapet A, biar IPK nya nggak 4,00, biar teman-teman tidak curiga, dosen juga nggak curiga. Sayangnya pada akhirnya tetap cumlaude saat wisuda.
Hallo, nama saya hassan, hari ini saya ulang tahun. Saya suka kencing sambil berdiri, terkadang jonngkok kalau lagi eek. Kalau lagi berdiri saya suka ngarahin air kencing ke dalam bak mandi ataupun ke dalam ember. Lalu saya aduk-aduk pakai ciduk supaya asamnya merata. Agar jentik-jentik nyamuk penyebab demam berdarah mati dengan cara sesingkat-singkatnya. Saya asli cilacap, logat saya ngapak, tapi saya memegang erat budaya thailand. dengan segala kelebihan saya diatas, saya yakin mendapat wanita yang cantik luar biasa, semacam juara miss hijab sunslik.
itu adalah tentang saya beberapa abad yang lalu, Tentang saya yang sekarang dan masa yang akan datang. Ini adalah petualanganku di zaman millenium, mau suka atau tidak, terserah padamu.
  
Agustus, 2012.
Rembulan yang berbadan kecil mulai menyembunyikan dirinya karena minder sang bintang paling besar di jagat raya mulai menampakan badanya. Dialah matahari. Disaat itu burung-burung tertawa sahut-menyahut menertawai bulan yang bersembunyi karena saking takutnya terhadap matahari. Keadaan alam yang gelap sedikit terang, tenang, tapi berisik oleh tawa burung seperti itu biasa kita sebut, pagi.
Ternyata tak cuman bulan yang takut terhadap matahari, saya pun juga takut terhadap kakak kakak badan eksekusi mahasiswa ( BEM ) yang siap memarahi saya jika saya telat berangkat ospek. Keadaan saat itu juga masih pagi, topi kerucut warna-warni, berangkat pagi-pagi sekali, berkalung kertas, memakai tas kotak , berpita, seringkali bernyanyi-nyanyi, tepuk tangan, dan kadang berjalan dengan langkah gemetar di suatu pagi menuju timur. Sungguh cupu sekali saya saat itu. Kepala botak menyerupai saitama, tanpa ditemani genos, saya berjalan sendirian tanpa ditemani teman-teman yang tidak punya teman. Saat itu bulan puasa, tapi saya tidak puasa, karena saya adalah non-Nasrani. Saat teman-teman saya yang tidak punya teman itu membawa air mineral untuk wudhu, saya membawa air mineral untuk di minum. Air mineral untuk wudhu ? “ini pembodohan !”, teriak saya dalam hati. Saat itu bulan puasa, teman-teman saya abab nya pada mambu, saya enggak, karena saya rajin sikat gigi. Saya kalau sikat gigi suka menggunakan odol close-up, karena rasanya enak kalau ditelen.
Sekoempoelan mahasiswa kuning berkumpul di tribun GOR UNY bagian barat. Dengan kepala gundul-gundul, kepala kami pun memancarkan sinarnya. Apalagi diterpa matahari terbit dari timur, itu adalah pemantulan sinar soklay sekaten yang haqiqi. Lalu kami nyanyi-nyanyi di dalam GOR sampai sore. Udah gitu doang. Saya nggak mau bahas panjang lebar tentang ospek, karena itu adalah pembodohan manusia yang haqiqi, yang penting saya tau, Ternyata seperti ini yang namanya ospek. Ternyata seperti ini yang namanya kuliah.
 Hah?
 Saya kuliah ?
 sejak kapan ?.
Ternyata saya kuliah di jogja. Di awal-awal kuliah saya tinggal di wisma olahraga ( wismor ). Di wisma saya suka nyuri barang orang, saya pernah nyuri batrai nokia, headset, dan sepatu converse flat milik rendra. Rendra adalah teman palsu saya. Selama saya berteman denganya, saya selalu memanfaatkanya. Saya sering mbonceng dia, dia sering saya suruh njemput, dia sering saya suruh nganterin sampai ke rumah. Mau-maunya dia jadi ojek pribadi, bodoh. Semua barang-barang yang saya curi di wismor saya sumbangkan ke anak yatim. Begitulah saya, karena saya adalah robin hut.
Saya suka main PES. Dari PES di PS2 sampai PES di laptop, saya sangat jago. Semua gamer di dunia mungkin bisa saya taklukan di saat bermain PES, kecuali teman saya, robin fau persie. Robin fau persie adalah makhluk terhebat yang pernah saya temui. Dalam segala bidang, saya tak pernah menang melawanya. Sendiko dawuh terhadap robin fau persie. Saya suka kaos seephelez monster. Bagi saya keren, bagi orang lain enggak. Saya suka sekali pakai kaos bergambar monster dengan cairan ndlewer-ndlewer. Sering saya pakai ketika saya pergi ke mall, sambil foto-foto selfie. Banyak orang bisik-bisik dari kejauhan, tapi saya bodo amatin, kenal juga enggak.
Saat kuliah saya suka pakai sepatu futsal, celana jeans sangat ketat dan baju hem warna kotak-kotak motif abu-abu. Menurut saya gaya gue keren. Tapi menurut orang lain enggak. Banyak orang mempermasalahkan sepatu futsal hijau yang saya kenakan di kelas. Whats wrong man ? whats wrong ? saya suka sekali main futsal, wajar dong kalau kemana-mana pakai sepatu futsal. Sungguh saya tidak bisa mengerti pola pikir mereka. Saat futsal saya suka memakai sepatu converse flat. Walaupun itu sebenarnya itu milik rendra yang berhasil saya curi. Saya kalau kuliah suka pakai sepatu futsal, kalau lagi main futsal suka pakai sepatu converse. Apa kata orang ke saya, saya nggak peduli.

Agustus, 2015.
Adik tingkat mulai berdatangan. Akhirnya saya punya adik angkatan. Kesongongan saya terhadap orang lain semakin bertambah. Gaya-gayaan semakin saya tingkatkan demi mengikuti arus kampus yang gila. Hampir setiap hari saya ke mall untuk mengisi jam kosong saat kuliah. Sebenarnya bukan hanya mengisi jam kosong, tapi agar terlihat kece dihadapan teman-teman sekelas.  Biar kalau ditanya “ dari mana” saya bisa menjawab “dari mall”. Saat itu saya merasa keren dengan kepribadian seperti itu. sebelum sekelompok manusia kampungan datang menjemput. Tak perlu saya sebutkan siapa siapa saja sekelompok manusia kampungan itu. Yang jelas inisial nya adalah Rendra Vermansyah, Putut Yudha Mahardhi, Rizky Mahardani, dan lain-lain, dan kawan-kawannya. Sejujurnya setelah melalui beberapa pertemuan dengan mereka, saya agak sedikit berubah dalam hal berperilaku. Dimana dulu yang saya suka adalah keglamoran, kepameran dan sibuk mencari pengakuan, setelah bersenggama dengan mereka beberapa bulan membuat saya menjadi makhluk yang lebih sederhana. Lebih low profil dan apa adanya. Sejujurnya itu membuat saya lebih tenang menjalani hidup. Saya tak perlu memaksakan diri untuk “terlihat kaya” di hadapan teman-teman dan saya lebih bisa menjadi diri sendiri. Toh kata Zan Malaka seorang filsuf yunani mengatakan bahwa “kesombongan adalah dorongan dari rasa miskin”. Saya jadi jarang selfie, jarang pakai tongsis, jarang foto-foto di cafe, jarang foto-foto di bioskop. Saya menjadi paham makna kehidupan yang haqiqi. Terimakasih sekelompok orang kampungan. Saya jadi keren.
Saya roronoa hassan, hari ini saya ulang tahun. Alhamdulilah tepat 1 tahun yang lalu saya berhasil lolos dari kematian. Walaupun segala halangan rintangan menghadang, saya tetap bisa bertahan hidup. Doakan tahun ini juga berhasil. Semua orang pasti mati, cuman bagaiamana cara matinya itu yang seru. Mati karena perang dunia ketiga ? mati karena rebutan lahan di planet mars ? atau mati gara-gara ketabrak kereta api saat selfie ? hanya Izrail yang tau, hanya Tuhan yang tau.

Zedayu sky. 18 Julay, 2017.



Minggu, 09 Juli 2017

The Power of “Yaudah”

Yaudah, sebuah kata yang kalau di artikan kedalam bahasa thailand berarti youwis. “youwis”, kalau diartikan dalam bahasa vietnam artinya yaudah. Yaudah, sebuah kata yang diartikan oleh KBBI sebagai ..... Dan ternyata KBBI memang tidak mendefinisikan kata “yaudah”. Kalau begitu saya akan menalar dengan menggunakan ilmu kesotoyan yang teruji ketidak akuratanya. Yaudah berasal dari kata “ya” dan “udah”. “ya” berarti sebuah ungkapan untuk menyatakan setuju, dan “udah” berarti selesai. Jadi yaudah dapat di artikan sebagai sebuah sikap setuju bahwa semua permasalahan yang terjadi di dunia ini dianggap selesai. Sampai sini paham ? oke lanjut.
Kebanyakan orang tau kata “yaudah”, tapi susah untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi mengatakan kata “yaudah” dengan penuh ke ikhlasan, hm, sepertinya sulit. Misal sebuah contoh, ada sebuah hubungan perpacaran yang rumit, yang hubunganya sudah tidak bisa ditolong karena si cowok numpang tidur di rumah mantanya. Lalu si cewek tau dan si cewek minta putus, lalu si cowok bilang,
“hah? Putus ?”
 “salahku apa ?”
“masak cuman gara-gara aku nginep di rumah mantan, kamu minta putus sih ?”
“kekanak-kanakan banget sih ?”
Pasti cowok selalu melakukan pembelaan, melakukan pembenaran yang dipaksakan dan selalu mencoba untuk mempertahankan sebuah hubungan padahal memang kesalahan fatal. Jarang ditemukan cowok yang kalau ceweknya minta putus langsung dijawab dengan simpel oleh si cowok “yaudah”. Lalu pergi dengan tenangnya. Mungkin terlihat aneh. Tapi memang begitu cara kerjanya. Hasil perenungan saya selama beberapa detik yang lalu, bahwa segala sesuatu kita sikapi dengan “yaudah” akan menimbulkan perasaan tenang dan keikhlasan tak terbatas. Saya menyebutnya level ikhlas tingkat strata 1.
Contoh lain, apabila kita suka terhadap perempuan, kita menawarkan hati, lalu di tolak, kita hanya perlu menggunkan kata “yaudah”. Lalu pergi dengan tenang. Simpel. Sambil berfikir ,”oh, yaudah, mungkin dicoba lain kesempatan bisa diterima, atau dicoba ke perempuan lain mungkin juga di terima". Kata “yaudah” membuat kita anti sakit hati. Membuat kita menjadi siap tentang hal-hal yang akan terjadi di dunia ini walaupun itu hal yang tak terduga sekalipun. Kita harus pandai mengolah kata “yaudah” lalu memberi argumen yang relevan agar bisa lebih menenangkan hati.
Contoh lain, semisal tidak diterima di SNMPTN. Kamu memiliki dua opsi untuk menyikapi hal tersebut. Kecewa lalu sedih berlarut-larut, atau bilang “yaudah” sambil mencari argumen penenang. Kalau saya akan menerapkan opsi kedua sambil ber argumen dalam hati “oh yaudah, kan masih ada seleksi mandiri. Kalau seleksi mandiri nggak diterima, toh masih ada tahun depan”. Memang seperti itu cara kerjanya. “Yaudah” membuat hati kita semakin kuat karena benturan rasa kecewa berkali-kali. Sehingga bila kita kembali menghadapi kekecewaan, kita sudah siap untuk menghibur diri kita sendiri dengan argumen yang kita ciptakan sendiri. Seperti filsuf asal sedayu pernah bilang, bahwa kecewa adalah hasil dari harapan yang terlalu tinggi. Maka dari itu, turunkanlah harapan serendah mungkin, jangan terlalu banyak berharap, agar rasa kecewa males menghinggapi hatimu, dan buat Tuhan menjadi males mengujimu. Karena kamu terlalu ikhlas dalam menghadapi segala cobaan yang Tuhan berikan ke kamu. Karena Tuhan yakin jika cobaan diberikan ke kamu, maku kamu akan menghadapinya dengan santai dan tenang sambil bilang “ yaudah, hadapi saja, toh nanti juga bakal berakhir, kalau nggak berakhir pun paling nanti kita juga terbiasa”. Sungguh ketabahan yang sangar.
Sepertinya segala kegelisahan hidup bisa diselesaikan dengan kata “yaudah”. Segala pertanyaan hidup dapat diselesaikan dengan kata “yaudah”.  “Eh, kamu umur segini kok belum punya pacar sih ?”, (yaudahlah nggak papa, dari pada punya pacar tapi nggak nikah-nikah). Atau pertanyaan lain, “eh, kamu pacaran udah lama banget tapi kok nggak nikah-nikah sih ?” (yaudahlah nggak papa, kan nikah itu sunah menurut islam, jadi nggak wajib.). “eh udah nikah kok belum punya anak sih ?”, ( yaudahlah nggak papa, kan nikah nggak harus punya anak, bisa beli, ngadopsi bisa). Memang seperti itu cara kerjanya, memang seperti itu jawabanya. Saya percaya dengan pepatah bahwa semua pertanyaan pasti punya jawaban.
Ada ibu-ibu telfon ke suaminya bahwa motornya hilang, lalu bapaknya bilang “yaudah besok beli lagi”. Its simpel. Nggak perlu panik , nggak perlu marah , toh panik dan marah pun nggak akan membuat motornya balik lagi. Seolah-olah seluruh permasalahan di dunia ini akan selesai dengan satu kata ajaib, “yaudah”. Nanti kalau segala sesuatu di “yaudahin”, kita masuk neraka gimana ? “yaudah, tinggal masuk aja, kita tunggu sampai masuk surga”. Heh ! rumah kita kebakaran ! “yaudah, tunggu apinya sampai padam, nanti juga padam, itu lagi disrempot air sama pemadam kebakaran”. Nanti kita tinggal dimana ?. “yaudah, sementara kita tinggal dimasjid dulu, lalu kerja, lalu beli rumah lagi”. Ternyata kata yaudah bisa menenangkan segala jenis kejadian. Segala hal yang biasanya disikapi dengan panik selalu bisa menjadi lebih tenang kalau disikapi dengan yaudah. Bahkan kematian pun jika disikapi dengan yaudah akan lebih menenangkan dibanding dengan sebuah hal yang mengerikan seperti para pendakwah bilang.
"Kalau sakit, nanti  gimana ?" yaudah biar disembuhin dokter, kalau sembuh ya hidup, kalau enggak ya mati. "Kalau mati nanti gimana ?" yaudah, tinggal dikubur, pasti ada yang nguburin. "Kalau nggak ada yang nguburin ? kalau nggak punya keluarga dan teman dekat ?" yaudah nggak usah dikubur, toh nggak dikubur juga nggak papa. Cicak mati gepeng di engsel pintu aja nggak ada yang nguburin sampai berbentuk fosil.
 Simpel.
Sebenarnya hidup ini adalah sebuah kesimpelan belaka. Kepanikan dan imajinasi lah yang membuat segala sesuatu menjadi mengerikan dan menyeramkan. Kita terjebak dalam situasi “kalau nanti kayak gini gimana”, “kalau nanti gini gimana”, “ kalau nanti begitu gimana” ya begitu.  Alangkah baiknya kita ubah kegelisahan itu dengan siap menerima apapun resiko dengan bilang :

“yaudah”

 Kalau tulisan ini nggak ada yang mbaca gimana ? “yaudah nggak papa. Kan masih bisa saya baca sendiri”.



Kamis, 15 Juni 2017

Coklat ?

17.31.
Waktu indonesia bagian barat. Masjid Al-Amin mulai mengumandangkan adzanya, lalu saut-bersaut masjid yang lain mulai mengikuti ritme yang al-amin mainkan. Hari ini bulan puasa , semua bergegas mencari minum, semua bergegas mencari makan, segelintir bergegas mengambil air wudhu.
Aku ?
Aku masih tidur. Aku masih tidur dengan bodohnya, sedangkan yang lain mulai menyantap makan untuk berbuka. 18.01, waktu indonesia bagian barat, keadaan membingungkan. Kamar gelap, ruang tamu gelap, jalanan gelap. Erin dan bapak buka puasa di masjid. Ibu buka bersama di kantor. aku sendirian. Di rumah. Bingung mau buka puasa atau enggak. ku iseng teguk air putih, ternyata sangat mengenyangkan. Sambil berjalan kunyalakan lampu jalan, lampu di dalam rumah, lampu serambi depan, serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, bilik kiri , atrium kanan dan atrium kiri. Mungkin buka puasa seperti ini sudah sering terjadi , cuman kalian aja yang kurang tau.
Lalu aku nyalakan motor, aku kancing pintu, lalu ku pergi kesebuah tempat yang warga sekitar menyebutnya ANGKRINGAN.
“Baang, es teh enak satu”
Abang yang suka membisu itu tidak menggubris dan langsung membuatkan teh dengan es batu di dalamnya. Aku ambil nasi satu , gorengan satu , sambil menunggu es teh yang belum jadi. Rencana hari ini, aku akan menangkap 2 bungkus nasi kucing berwarna coklat, 3 gorengan tempe berwarna coklat dan satu gelas es teh berwarna coklat. Semua masih normal di nasi kucing pertama. Lalu si gadis berbaju coklat datang dengan auranya yang merusak suasana makan.
3 gadis dari puskesmas bercanda ceria berjalan dari sebelah timur ke sebelah barat dengan kecepatan kira-kira 2 km/jam. Sambil mengudak-ngudak gula yang belum larut sempurna, aku sedang meyakinkan diriku sendiri tentang apa yang terlihat. Astaga, saya kenal anak ini. Anak berbaju coklat, yang sekitar 15 caturwulan yang lalu masih memakai baju putih abu-abu, yang pernah kubelikan es krim magnum rasa coklat yang mahal itu. 90% saya meyakini dia tak melihat sosok ku. Dan memang itu yang ku harapkan. Mana mungkin aku berani menampakan diri dengan wajah tangi turu, baju kusut, belum mandi, mata lebam, ongap-angop, menyapai si coklat itu. Segala pertempuran hati mulai muncul dan mulai membuat suasana makan menjadi tidak enak. Rencana 2 nasi 3 gorengan pun gagal dan akhirnya aku pun sesegera mungkin menghabiskan es teh enak. Sedikit saya dengarkan obrolan mereka bertiga yang notabene atlet andalan di dalam puskesmas. Ternyata aku baru ngeh ternyata itu adalah acara buka puasa bersama puskesmas yang dekat angkringan kesukaanku. Aku, seorang laki-laki yang berbuka puasa di angkringan, mulai merasa malu untuk menyapa mbak bidan yang berbaju coklat itu. Halo yang memakai baju coklat, apakah kamu kenal aku ?


Minggu, 11 Juni 2017

Kapan Nikah ? dkk.

Kapan buber SD ?
Kapan buber SMP ?
Kapan buber SMA ?
Kapan buber kampus ?
Kapan lebaran ?
Kapan beli baju ?
Kapan beli celana ?
Kapan beli sepatu ?
Kapan pulang ?
Kapan ujian ?
Kapan lulus ?
Kapan kerja ?
Kapan nikah ?
Kapan punya motor ?
Kapan punya mobil ?
kapan punya rumah ?
Kapan punya anak ?
Kapan nambah anak ?
Kapan anak buber SD ?
Kapan anak buber SMP ?
Kapan anak buber SMA ?
Kapan anak buber kampus ?
Kapan anak lebaran ?
Kapan anak beli baju, celana dan sepatu ?
Kapan anak pulang ?
Kapan anak ujian ?
Kapan anak lulus ?
Kapan anak kerja ?
Kapan anak nikah ?
Kapan anak punya anak ?
Kapan anak punya tambahan anak ?
kapan anak punya anak yang punya anak ?
Kapan mati ?
Kapan bangkit kubur ?
Kapan lewat siratal mustakim ?
Kapan masuk neraka ?
Kapan masuk surga ? kapan bahagia ?

Kapan kapan kapan, ha, kapan ?