Sekarang saya sedang minum susu firsian flag rasa
strowbery. Duduk di depan indomaret jalan taman siswa. Ada bapak tua sedang
duduk di tanah sekitar 1 meter dibawah kursi yang saya duduki. Dia menghisap
rokok lintingan yang sudah dia persiapkan (mungkin) dari rumah. Mungkin dengan
rokok lintingannya, dia bisa lebih santai menyikapi dagangan peyek nya yang tak
laku-laku. Sesekali dia rapikan peyek yang dia jual yang dia bawa dari rumah.
Jalan tamsis (taman siswa) terkenal dengan keramaiannya. Tapi, tatapan mata
bapak ini terlihat sepi.
Tadi saya sudah beli satu. Satu peyek harganya lima ribu.
Hati nurani saya kacau. Wira-wiri anak SMA dan SMP habis pulang les,
bercengkrama dengan temannya, dengan bahasa gaul nya, lewat depan bapak tua
yang berjualan peyek. Blas, memandanginya pun tak mau. Ini saya mau ber
argumen, terserah setuju atau tidak. Banyak orang kaya yang menggunakan
mobil-mobil mewah bilang, “kalau mau dapet duit ya kerja, jangan minta-minta,
jangan jadi pengemis !”. katanya. Banyak pengemis juga bilang, “saya mau kerja
apa, ijazah pun tak punya, mau berjualan pun tak laku.” Katanya. Si pengemis
menambahkan, “saya pernah mencoba bekerja, dengan cara berjualan, tapi tidak
dihargai, tidak laku, dan akhirnya saya menyerah, dan mengemis.” Katanya.
Mungkin kalian sering bilang pengemis itu orang yang
malas. Tapi dimata saya, mereka adalah orang yang menyerah. Menyerah terhadap
keadaan. Hari ini saya mencoba membeli daganganya, bukan berarti saya suka
peyek, tapi saya berharap, semoga bapak ini tidak menyerah, tetap berusaha
berjualan, Dan tidak kalah oleh keadaan. Amin.
Jangan mengemis ya pak. Ok ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar