Selasa, 18 Juli 2017

Hassan a.k.a Roronoa.

Hallo, nama saya roronoa hasan. Biasa dipanggil hassan. Hari ini saya ulang tahun. Saya lahir 20 juli sekitar 23 abad yang lalu. Saat itu medsos belum ada, listrik juga belum ada. kalau malam minggu saya suka nongkrong di depan goa sama temen-temen. Disambi sambil ngasah tombak dan golok buat berburu dinosaurus. Disambi sambil menceritakan tyrex yang ngamuk kemarin sore.
 Hallo, nama saya hassan, hari ini saya ulang tahun. Saya adalah makhluk berbadan atletis tetapi kadang ateis. Saya percaya dengan jin, saya cerdas, mahasiswa cumlaude, dan selesai kuliah dengan waktu 3,5 tahun. IPK saya 3,62 km/jam. Bisa saja saya raih IPK 4,00, tapi saya males dikatain pamer, saya males dikatain sombong. Jadi setiap ujian semester jawabannya saya salah-salahin, biar nggak dapet A, biar IPK nya nggak 4,00, biar teman-teman tidak curiga, dosen juga nggak curiga. Sayangnya pada akhirnya tetap cumlaude saat wisuda.
Hallo, nama saya hassan, hari ini saya ulang tahun. Saya suka kencing sambil berdiri, terkadang jonngkok kalau lagi eek. Kalau lagi berdiri saya suka ngarahin air kencing ke dalam bak mandi ataupun ke dalam ember. Lalu saya aduk-aduk pakai ciduk supaya asamnya merata. Agar jentik-jentik nyamuk penyebab demam berdarah mati dengan cara sesingkat-singkatnya. Saya asli cilacap, logat saya ngapak, tapi saya memegang erat budaya thailand. dengan segala kelebihan saya diatas, saya yakin mendapat wanita yang cantik luar biasa, semacam juara miss hijab sunslik.
itu adalah tentang saya beberapa abad yang lalu, Tentang saya yang sekarang dan masa yang akan datang. Ini adalah petualanganku di zaman millenium, mau suka atau tidak, terserah padamu.
  
Agustus, 2012.
Rembulan yang berbadan kecil mulai menyembunyikan dirinya karena minder sang bintang paling besar di jagat raya mulai menampakan badanya. Dialah matahari. Disaat itu burung-burung tertawa sahut-menyahut menertawai bulan yang bersembunyi karena saking takutnya terhadap matahari. Keadaan alam yang gelap sedikit terang, tenang, tapi berisik oleh tawa burung seperti itu biasa kita sebut, pagi.
Ternyata tak cuman bulan yang takut terhadap matahari, saya pun juga takut terhadap kakak kakak badan eksekusi mahasiswa ( BEM ) yang siap memarahi saya jika saya telat berangkat ospek. Keadaan saat itu juga masih pagi, topi kerucut warna-warni, berangkat pagi-pagi sekali, berkalung kertas, memakai tas kotak , berpita, seringkali bernyanyi-nyanyi, tepuk tangan, dan kadang berjalan dengan langkah gemetar di suatu pagi menuju timur. Sungguh cupu sekali saya saat itu. Kepala botak menyerupai saitama, tanpa ditemani genos, saya berjalan sendirian tanpa ditemani teman-teman yang tidak punya teman. Saat itu bulan puasa, tapi saya tidak puasa, karena saya adalah non-Nasrani. Saat teman-teman saya yang tidak punya teman itu membawa air mineral untuk wudhu, saya membawa air mineral untuk di minum. Air mineral untuk wudhu ? “ini pembodohan !”, teriak saya dalam hati. Saat itu bulan puasa, teman-teman saya abab nya pada mambu, saya enggak, karena saya rajin sikat gigi. Saya kalau sikat gigi suka menggunakan odol close-up, karena rasanya enak kalau ditelen.
Sekoempoelan mahasiswa kuning berkumpul di tribun GOR UNY bagian barat. Dengan kepala gundul-gundul, kepala kami pun memancarkan sinarnya. Apalagi diterpa matahari terbit dari timur, itu adalah pemantulan sinar soklay sekaten yang haqiqi. Lalu kami nyanyi-nyanyi di dalam GOR sampai sore. Udah gitu doang. Saya nggak mau bahas panjang lebar tentang ospek, karena itu adalah pembodohan manusia yang haqiqi, yang penting saya tau, Ternyata seperti ini yang namanya ospek. Ternyata seperti ini yang namanya kuliah.
 Hah?
 Saya kuliah ?
 sejak kapan ?.
Ternyata saya kuliah di jogja. Di awal-awal kuliah saya tinggal di wisma olahraga ( wismor ). Di wisma saya suka nyuri barang orang, saya pernah nyuri batrai nokia, headset, dan sepatu converse flat milik rendra. Rendra adalah teman palsu saya. Selama saya berteman denganya, saya selalu memanfaatkanya. Saya sering mbonceng dia, dia sering saya suruh njemput, dia sering saya suruh nganterin sampai ke rumah. Mau-maunya dia jadi ojek pribadi, bodoh. Semua barang-barang yang saya curi di wismor saya sumbangkan ke anak yatim. Begitulah saya, karena saya adalah robin hut.
Saya suka main PES. Dari PES di PS2 sampai PES di laptop, saya sangat jago. Semua gamer di dunia mungkin bisa saya taklukan di saat bermain PES, kecuali teman saya, robin fau persie. Robin fau persie adalah makhluk terhebat yang pernah saya temui. Dalam segala bidang, saya tak pernah menang melawanya. Sendiko dawuh terhadap robin fau persie. Saya suka kaos seephelez monster. Bagi saya keren, bagi orang lain enggak. Saya suka sekali pakai kaos bergambar monster dengan cairan ndlewer-ndlewer. Sering saya pakai ketika saya pergi ke mall, sambil foto-foto selfie. Banyak orang bisik-bisik dari kejauhan, tapi saya bodo amatin, kenal juga enggak.
Saat kuliah saya suka pakai sepatu futsal, celana jeans sangat ketat dan baju hem warna kotak-kotak motif abu-abu. Menurut saya gaya gue keren. Tapi menurut orang lain enggak. Banyak orang mempermasalahkan sepatu futsal hijau yang saya kenakan di kelas. Whats wrong man ? whats wrong ? saya suka sekali main futsal, wajar dong kalau kemana-mana pakai sepatu futsal. Sungguh saya tidak bisa mengerti pola pikir mereka. Saat futsal saya suka memakai sepatu converse flat. Walaupun itu sebenarnya itu milik rendra yang berhasil saya curi. Saya kalau kuliah suka pakai sepatu futsal, kalau lagi main futsal suka pakai sepatu converse. Apa kata orang ke saya, saya nggak peduli.

Agustus, 2015.
Adik tingkat mulai berdatangan. Akhirnya saya punya adik angkatan. Kesongongan saya terhadap orang lain semakin bertambah. Gaya-gayaan semakin saya tingkatkan demi mengikuti arus kampus yang gila. Hampir setiap hari saya ke mall untuk mengisi jam kosong saat kuliah. Sebenarnya bukan hanya mengisi jam kosong, tapi agar terlihat kece dihadapan teman-teman sekelas.  Biar kalau ditanya “ dari mana” saya bisa menjawab “dari mall”. Saat itu saya merasa keren dengan kepribadian seperti itu. sebelum sekelompok manusia kampungan datang menjemput. Tak perlu saya sebutkan siapa siapa saja sekelompok manusia kampungan itu. Yang jelas inisial nya adalah Rendra Vermansyah, Putut Yudha Mahardhi, Rizky Mahardani, dan lain-lain, dan kawan-kawannya. Sejujurnya setelah melalui beberapa pertemuan dengan mereka, saya agak sedikit berubah dalam hal berperilaku. Dimana dulu yang saya suka adalah keglamoran, kepameran dan sibuk mencari pengakuan, setelah bersenggama dengan mereka beberapa bulan membuat saya menjadi makhluk yang lebih sederhana. Lebih low profil dan apa adanya. Sejujurnya itu membuat saya lebih tenang menjalani hidup. Saya tak perlu memaksakan diri untuk “terlihat kaya” di hadapan teman-teman dan saya lebih bisa menjadi diri sendiri. Toh kata Zan Malaka seorang filsuf yunani mengatakan bahwa “kesombongan adalah dorongan dari rasa miskin”. Saya jadi jarang selfie, jarang pakai tongsis, jarang foto-foto di cafe, jarang foto-foto di bioskop. Saya menjadi paham makna kehidupan yang haqiqi. Terimakasih sekelompok orang kampungan. Saya jadi keren.
Saya roronoa hassan, hari ini saya ulang tahun. Alhamdulilah tepat 1 tahun yang lalu saya berhasil lolos dari kematian. Walaupun segala halangan rintangan menghadang, saya tetap bisa bertahan hidup. Doakan tahun ini juga berhasil. Semua orang pasti mati, cuman bagaiamana cara matinya itu yang seru. Mati karena perang dunia ketiga ? mati karena rebutan lahan di planet mars ? atau mati gara-gara ketabrak kereta api saat selfie ? hanya Izrail yang tau, hanya Tuhan yang tau.

Zedayu sky. 18 Julay, 2017.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar