Selasa, 26 September 2017

Jika Mati

Jika cicak mati, siapa yang seedih ? kayaknya nggak ada yang sedih. Matinya pun pasti selalu tragis, kalau nggak kegencet di engsel pintu, pasti dia mati dalam keadaan ekor patah karena habis perang melawan embuh.  jika tikus mati, siapa yang sedih ? kayake ini bukan berita duka, ini justru berita bahagia !
“woy ! saya dapaat tikus satu di dapur ! horeeee.” Teriak mama.
Karena kematian tikus adalah kebahagiaan bagi kita semua, termasuk saya.
 jika nyamuk mati, siapa yang sedih ? kayaknya ini justru hasrat kita setiap malam. Jika belum bisa membunuh nyamuk yang telah berhasil mencuri darah dari tubuh kita, itu belum afdol, seperti dendam yang belum terselsesaikan. Nyamuk mati ? oh jelas itu sangat menyenangkan, bagi manusia.
Kalau manusia mati, siapa yang sedih ?
Tergantung manusia itu sendiri, bagaiaman sepak terjangnya selama hidup di dunia. Tapi seburuk-beuruk manusia tinggal di dunia, pasti wartawan selalu nanya,
“buk, gimana pendapat si x si tetangga ibu yang meninggal karena keserempet kereta api karena melanggar palang kereta ?”
Sering kali dijawab, “dia orangnya pendiam mas, jarang kelihatan di rumah.” Pasti cuman gitu yang berani diceritakan oleh ibu. Dia nggak berani bilang bahwa dia suka ngrakit bom, suka nyruti mangga tetangga, tidak suyka berbaur, suka ngutang nggak dibayar-bayar, dan lain lain. Karena naluri manusia, jika melihat manusia lain mati, pasti sedih. Atau wajib sedih. Jika kamu tidak sedih, maka kamu tidak normal.
Tapi jika yang yang meninggal orang baik gimana ? atau nggak perlu orang baik lah, orang yang cukup dikenal di warganya, bnagaiaman pendapat ibu tentang almarhum yang meninggal karena kecebur sungai di saat dia mandi ?
“ ya dia itu orangnya baik, sering berbaur dengan tetangga, dan dan sudah tinggal disini lama”
 Padahal kalau mau nyari aibnya juga ada banget. Ya begitulah, seburuk-buruknya manusiaa, disaat dia meninggal, pasti selalu diperlihatkan sisi baiknya.
Setelah dia mati, lalu apa ? ya masih aja ngrepoptin. Naik mabulan , pakai wiyu –wiyu , nyuruh ornag minggir dijalan, lalu masih ada acara yasinan 7 hari, 45 hari ,100 hari, 1 tahun, 2 tahun ah sungguh merepotkan si manusia ini. jauh berbeda dengan tikus, cicak dan nyamuk.
Lalu kalau besok saya mati gimana ? saya pengen dimandikan dulu, yang bersih ya ! awas kalau nggak bersih, lalu disolatkan. Solatnya yang khusyuk ! jangan tolah toleh, apalagi nggak hafal doa alahuma firlaha ! firlahu atau firlaha hayo ?. nah setelah itu saya pengen naik mabulan, tapi pas lampu warna merah , ya berhenti, hijau ya jalan, harus tetap tertib, walau sudah meninggal. lalu dicarikan tempat pemakan yang biaya pemakamanya nggak mahal, nggak usah beli peti mati yang warna putih itu yang mahal itu. Mahaaaal. Pemborosaaan. Lalu doakan ku setiap saat, nggak cuman pas 7 hari, 45 hari, 100 hari, 1 tahun, dan 2 tahun. Konsumsinya jangan mahal-mahal, tongseng kambing cukup.
 Kayaknya enak tongses kambing, aku jadi pengen makan tongseng kambing. Ah makan tongseng dulu ah, selagi masih sempet, selagi masih hidup. Jadi gendut ? yang ngangkat besok jadi berat ?
 bodo amat !!


Nb : kalau yang butuh donor darah donor ginjal atau donor organ organ tubuh yang lain silahkan tubuh saya di udel udel nggak papa. Disumbangkan aja, insyaallah onderdilnya masih bagus-bagus semua, bukan perokok, bukan alcoholic, bukan pecandu narkoba, dan rajin olahraga. Asal dengan satu syarat, ngudel-ngudel tubuh saya nya jangan pas saya masih hidup !

1 komentar: