Kamu, aku, didalam sebuah permainan bom-bom car. Kita berbeda
tempat, kita bergerak bebas, tidak memilih dalam satu kendaraan. Kita beda
warna beda pandangan. Tapi kita masih sama, dalam satu arena bom-bom car. Banyak
yang bilang perbedaan itu buruk. Kalau bisa seragam, kenapa harus berbeda ?
katanya. Jika bisa bersama-sama, kenapa harus beda kendaraan, katanya. Tapi dengan
berbeda car, kita bisa saling bertabrakan , kataku. Kita bisa saling
berbenturan, kataku. Bukankah tabrakan dan benturan itu buruk ? katanya. Tapi bukankah
tabrakan di bom-bom car itu seru dan menyenangkan ? kataku.
Kita masih saling adu argumen. Tidak ada yang mau
mengalah. Masih di keyakinanya masing-masing. Kata pak hamid, di dalam sebuah
perdebatan, ada dua opsi, salah satu menyerah dan menjadi satu pemikiran, atau
tak pernah menjadi satu, dan berjalan menurut pemikiranya masing-masing. Dan kami
memilih jalan yang kedua. Tapi walaupun begitu, kita masih sama, di dalam arena
bom-bom car. Dan anehnya, aku justru menikmati setiap benturan-benturan di
dalamnya. Aku menikmati setiap tabrakan-tabrakan di dalamnya.
Kupikir hidup ini seperti bom-bom car, mau bertengkar
setelah terjadi benturan, atau mau tertawa setelah terjadi benturan, semuanya
terserah padaku.
Sekaten, 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar