Sialan. Gara-gara hujan, kenangan yang sudah menguap jauh kelangit kembali turun ke bumi. Banyak sekali kenangan yg terjadi dikala hujan. Waktu itu kita masih remaja, yang polos hatinya bercerita ~. Jangan di baca sambil nyanyi. Saya jadi mengingat ngingat beberapa epic moment yang terjadi disaat hujan. Karena hujan ini hadir setiap tahun, jadi mungkin ada sekitar 23 kasus yang bisa saya ceritakan. Tapi saya males. Beberapa saja cukup.
Yang pertama yang tidak bisa saya lupakan adalah hujan di langit SMA Negeri 7 Yogyakarta. Saat itu hujan sangat deras. Semua berteduh. Kecuali khusnul. Dia sok aksi lari larian kejar-kejaran bersama temanya. Dan akhirnya tepat di depan bangsal wiyata mandala dia kepleset. Kedebug. Begitulah bunyinya. Kakinya bertanduk, hewan apa namanya ? Ya benar. Itulah khusnul. Segrombolan siswa yg berteduh di seberang lautan pun pura-pura tidak melihat sambil menahan tawa. Kalau saya benar benar sudah tak tahan. Saya tertawa sampai kotak tertawa saya hampir habis. Apalagi kalau mengingat-ngingat bentuknya, masyaallah. Limbad pun mungkin nggak kuat menahan tawa. Ah itulah hujan. Bisa membuat orang-orang tertawa.
Tapi gara gara hujan juga saya pernah nyaris terjatuh di jalan raya. Gara gara hujan juga sempak saya jadi banyak yang basah. Tapi hal lain yang menarik dari hujan adalah ketika musim hujan bersamaan dengan hari tanpa bra sedunia. Bisa membayangkan kan ? Perempuan pada tidak pakai bra, terus pada kehujanaan. Terus terlihat ngecap-ngecap. Ah dunia ini sudah gila. Udahlah, tetap pakailah bra mu walaupun hari tanpa bra sedunia !.
Lalu yang saya ingat-ingat lagi adalah tentang mbak-mbak yang melepas mantol di pinggir jalan. Jadi begini, di indonesia, ada dua tipe mantol, mantol yang pertama adalah mantol yang klebet klebet kayak kelelawar, biasanya bisa dipakai buat berdua. Dan mantol yang kedua adalah mantol egois, yang cara memakainya mirip cara makain baju dan celana biasa. Ada mbak-mbak dipinggir jalan mencoba melepas celana dari mantol egois tersebut. Tapi celana yg didalam, celana panjang yang kayak aladin yang mudah mlotrok itu, ikutan katut mlotrok ketarik mantol yang ketat. Sontak saja saya terkejut melihatnya. Mau pura-pura nggak lihat tapi kok ya ngelihat. Mau mbantuin megangin celananya agar tidak katut mlotrok tapi kok takut dibilang saru. Ya begitulah hujan. Membuat saya jadi galau.
Sebenarnya tujuan hujan datang ke bumi itu baik. Jadi jangan dikeluhkan. Kasus kepleset, kotang ngecap ngecap, sampai celana mlotrok itu hanyalah ulah dari manusia itu sendiri. Hujan itu sudah jauh jauh dari langit turun ke bumi lo. Masak dihindari. Wahai manusia, Jangan bikin hujan kecewa ya !
Yang pertama yang tidak bisa saya lupakan adalah hujan di langit SMA Negeri 7 Yogyakarta. Saat itu hujan sangat deras. Semua berteduh. Kecuali khusnul. Dia sok aksi lari larian kejar-kejaran bersama temanya. Dan akhirnya tepat di depan bangsal wiyata mandala dia kepleset. Kedebug. Begitulah bunyinya. Kakinya bertanduk, hewan apa namanya ? Ya benar. Itulah khusnul. Segrombolan siswa yg berteduh di seberang lautan pun pura-pura tidak melihat sambil menahan tawa. Kalau saya benar benar sudah tak tahan. Saya tertawa sampai kotak tertawa saya hampir habis. Apalagi kalau mengingat-ngingat bentuknya, masyaallah. Limbad pun mungkin nggak kuat menahan tawa. Ah itulah hujan. Bisa membuat orang-orang tertawa.
Tapi gara gara hujan juga saya pernah nyaris terjatuh di jalan raya. Gara gara hujan juga sempak saya jadi banyak yang basah. Tapi hal lain yang menarik dari hujan adalah ketika musim hujan bersamaan dengan hari tanpa bra sedunia. Bisa membayangkan kan ? Perempuan pada tidak pakai bra, terus pada kehujanaan. Terus terlihat ngecap-ngecap. Ah dunia ini sudah gila. Udahlah, tetap pakailah bra mu walaupun hari tanpa bra sedunia !.
Lalu yang saya ingat-ingat lagi adalah tentang mbak-mbak yang melepas mantol di pinggir jalan. Jadi begini, di indonesia, ada dua tipe mantol, mantol yang pertama adalah mantol yang klebet klebet kayak kelelawar, biasanya bisa dipakai buat berdua. Dan mantol yang kedua adalah mantol egois, yang cara memakainya mirip cara makain baju dan celana biasa. Ada mbak-mbak dipinggir jalan mencoba melepas celana dari mantol egois tersebut. Tapi celana yg didalam, celana panjang yang kayak aladin yang mudah mlotrok itu, ikutan katut mlotrok ketarik mantol yang ketat. Sontak saja saya terkejut melihatnya. Mau pura-pura nggak lihat tapi kok ya ngelihat. Mau mbantuin megangin celananya agar tidak katut mlotrok tapi kok takut dibilang saru. Ya begitulah hujan. Membuat saya jadi galau.
Sebenarnya tujuan hujan datang ke bumi itu baik. Jadi jangan dikeluhkan. Kasus kepleset, kotang ngecap ngecap, sampai celana mlotrok itu hanyalah ulah dari manusia itu sendiri. Hujan itu sudah jauh jauh dari langit turun ke bumi lo. Masak dihindari. Wahai manusia, Jangan bikin hujan kecewa ya !