Zaman sekarang, medsos ini membuat kita bisa melihat berita lelayu dan berita holiday berdampingan atas bawah. Ini berbahaya, mental pembaca bisa kacau. Level up and down nya terlalu tinggi. Twist nya terlalu tajam, membuat pembaca menggumam,
"ini kenapa ada lelayu malah holiday?" Atau
"ini kenapa musim liburan malah ada orang meninggal?".
Mungkin itu tak masalah jika mereka tak saling kenal. The real problem is, mereka saling kenal satu sama lain. Mungkin ini cikal bakal rasan-rasan dan ujaran kebencian sedang marak maraknya di indonesia.
Saat ada orang sedih kita malah bersenang-senang itu buruk. Saat ada orang senang kita malah sedih juga membuatnya menjadi tidak nyaman. Keadaan sedih dan senang memang harus dipisahkan. Dan tidak bisa di tabrakan. Dari dulu sebelum medsos, hal itu rapi terlindungi oleh dinding rahasia. Semua sudah ditempatkan pada tempatnya. Di lelayu tidak ada orang selfie, di tempat holiday nggak ada yang sedih menunduk sambil mengelap air mata. Dinding rahasia tersebut menimbulkan efek Seperti, "kemaren kenapa nggak layat ?" "Hah? Siapa yang meninggal ?" Lalu, "kemaren kemana kok nggak ikut ke pantai ?" Hah ? "Kapan ke pantai nya ?". Dan "ketidak tahuan" itu bisa dijadikan sumber pemaklum yang bisa dijadikan sebagai bahan untuk dimaklumi. Kalau sekarang seperti itu tak bisa di makumi. Kamu dituntut harus serba tahu. Ketidak tahuan adalah sebuah lelucon dan akan dikatakan pura pura tidak tau. "Sudah jelas jelas di share di grup, masak nggak tau". Sudah skak mat. Mau alesan apa, yg tidak buka grup menjadi serba salah. Seperti tidak membuka grup adalah sebuah kesalahan. Padahal tidak membuka grup adalah hak asasi manusia kan ? Ya begitulah, semua berubah setelah medsos menyerang.
Saya berpendapat seperti ini karena saya anak 90-an. Kami tau betul perbedaan yg terjadi di rentang tahun 1990-2010. I think its the greats era when people life. Karena era tersebut adalah era transisi antara cendak ndodok, ke boy-boynan, nekeran, ke tamiya, ke byblet, ke crash gear, ke tamagochi, lalu ke snake dan space impact nokia 2100, baru mulai ke n-gage, ke super shoot soccer, pepsi man, dan harvest moon, ke mxit, friendster, ke game on line counter strike, lalu ke ps2, ke nokia 6600, ke nokia E63, dan terakhir ke blackberry. Lalu android/smartphone datang dan membuatnya menjadi kacau.
Hanya anak di generasi ini yang bisa membandingkan era sebelum medsos dan sesudah medsos. Anak 90-an jangan sampai punah lah. Ini aset berharga yang harus sering-sering di wawancarai gimana pendapatnya tentang before medsos and after medsos. Sejujurnya saya pribadi sebagai anak 90an lebih memilih hidup tanpa medsos. Karena justru hidupnya lebih tenang karena keterbatasan info. Kalau sekarang, hmm. Kacau. Campur aduk. Apalagi infonya di tambah-tambahi supaya heboh. Info info itu yang membuat Di lelayu ada yg selfie ketawa ketiwi. Di tempat holiday ada yang sedih menangis merengek-rengek setelah lihat hp. Menurut saya Itu sudah tidak sesuai kodrat.
Mungkin kita harus memahami satu hal, ada kalanya tidak tau itu lebih baik daripada mengetahui apa yang seharusnya tidak kita ketahui.
If you know i mean.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar