Jika cicak mati, siapa yang seedih ? kayaknya nggak ada
yang sedih. Matinya pun pasti selalu tragis, kalau nggak kegencet di engsel
pintu, pasti dia mati dalam keadaan ekor patah karena habis perang melawan
embuh. jika tikus mati, siapa yang sedih
? kayake ini bukan berita duka, ini justru berita bahagia !
“woy ! saya dapaat tikus satu di dapur ! horeeee.” Teriak
mama.
Karena kematian tikus adalah kebahagiaan bagi kita semua,
termasuk saya.
jika nyamuk mati,
siapa yang sedih ? kayaknya ini justru hasrat kita setiap malam. Jika belum
bisa membunuh nyamuk yang telah berhasil mencuri darah dari tubuh kita, itu
belum afdol, seperti dendam yang belum terselsesaikan. Nyamuk mati ? oh jelas
itu sangat menyenangkan, bagi manusia.
Kalau manusia mati, siapa yang sedih ?
Tergantung manusia itu sendiri, bagaiaman sepak
terjangnya selama hidup di dunia. Tapi seburuk-beuruk manusia tinggal di dunia,
pasti wartawan selalu nanya,
“buk, gimana pendapat si x si tetangga ibu yang meninggal
karena keserempet kereta api karena melanggar palang kereta ?”
Sering kali dijawab, “dia orangnya pendiam mas, jarang
kelihatan di rumah.” Pasti cuman gitu yang berani diceritakan oleh ibu. Dia
nggak berani bilang bahwa dia suka ngrakit bom, suka nyruti mangga tetangga,
tidak suyka berbaur, suka ngutang nggak dibayar-bayar, dan lain lain. Karena
naluri manusia, jika melihat manusia lain mati, pasti sedih. Atau wajib sedih.
Jika kamu tidak sedih, maka kamu tidak normal.
Tapi jika yang yang meninggal orang baik gimana ? atau
nggak perlu orang baik lah, orang yang cukup dikenal di warganya, bnagaiaman
pendapat ibu tentang almarhum yang meninggal karena kecebur sungai di saat dia
mandi ?
“ ya dia itu orangnya baik, sering berbaur dengan
tetangga, dan dan sudah tinggal disini lama”
Padahal kalau mau
nyari aibnya juga ada banget. Ya begitulah, seburuk-buruknya manusiaa, disaat
dia meninggal, pasti selalu diperlihatkan sisi baiknya.
Setelah dia mati, lalu apa ? ya masih aja ngrepoptin.
Naik mabulan , pakai wiyu –wiyu , nyuruh ornag minggir dijalan, lalu masih ada
acara yasinan 7 hari, 45 hari ,100 hari, 1 tahun, 2 tahun ah sungguh merepotkan
si manusia ini. jauh berbeda dengan tikus, cicak dan nyamuk.
Lalu kalau besok saya mati gimana ? saya pengen
dimandikan dulu, yang bersih ya ! awas kalau nggak bersih, lalu disolatkan.
Solatnya yang khusyuk ! jangan tolah toleh, apalagi nggak hafal doa alahuma
firlaha ! firlahu atau firlaha hayo ?. nah setelah itu saya pengen naik
mabulan, tapi pas lampu warna merah , ya berhenti, hijau ya jalan, harus tetap
tertib, walau sudah meninggal. lalu dicarikan tempat pemakan yang biaya
pemakamanya nggak mahal, nggak usah beli peti mati yang warna putih itu yang
mahal itu. Mahaaaal. Pemborosaaan. Lalu doakan ku setiap saat, nggak cuman pas
7 hari, 45 hari, 100 hari, 1 tahun, dan 2 tahun. Konsumsinya jangan
mahal-mahal, tongseng kambing cukup.
Kayaknya enak
tongses kambing, aku jadi pengen makan tongseng kambing. Ah makan tongseng dulu
ah, selagi masih sempet, selagi masih hidup. Jadi gendut ? yang ngangkat besok
jadi berat ?
bodo amat !!
Nb : kalau yang butuh donor darah donor ginjal atau donor
organ organ tubuh yang lain silahkan tubuh saya di udel udel nggak papa.
Disumbangkan aja, insyaallah onderdilnya masih bagus-bagus semua, bukan
perokok, bukan alcoholic, bukan pecandu narkoba, dan rajin olahraga. Asal
dengan satu syarat, ngudel-ngudel tubuh saya nya jangan pas saya masih hidup !