“ Halo, selamat malam. Perkenalkan nama saya patimura. Hari
ini saya dikerjai sama manusia, nggak tau namanya siapa, tapi tiba-tiba saya di
untel-untel dan dibentuk sedemikian rupa dan tiba-tiba saya jadi terlihat
seperti memegang mic. Sebelum memberanikan diri open mic saya adalah penyanyi. Dan sebelum
jadi penyanyi saya adalah mc dangdut. Dan sebelum menjadi mc dangdut saya
adalah pejuang bangsa indonesia !
Apakah kalian tau saya ? saya adalah patimura, ( atau Thomas Matulessy)
(lahir di Haria, pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783 – meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun), juga dikenal dengan nama kapitan patimura, adalah pahlawan Maluku dan merupakan Pahlawan nasional Indonesia ! ( sumber : wikipedia ). Tapi
sekarang saya dikenal karena nempel di uang seribu. Ironis sekali. Sebagai uang,
saya sering sekali di sia-siakan.
Saya tidak
pernah ditemukan di bank, atm, atau di dompet cewek-cewek matre. Saya sering
dijumpai di kantong saku tukang parkir, dempet anak kost, di kotak amal, kotak
sumbangan, dan juga di kotak kumuh tempat membayar wc umum. Mungkin uang
bergambar antasari dan imam bonjol sependapat dengan saya. Mereka adalah dua
sahabat saya sejak saya dilahirkan. Kami tau kami siapa dan kami cukup tau diri
untuk tidak berteman dengan uang bergambar sukarno&hatta dan i gusti ngurah
rai.
Tapi kami
bahagia sebagai uang receh, kami lebih sering berkunjung ke masjid, mushola dan
kotak-kotak sumbangan dibandingan sukarno-hatta dan ngurah rai. Kami juga
senang hidup bersama tukang parkir, kernet bis kota, dan ibu-ibu tua penjual
sayur mayur di pasar. Mereka sangat menghargai kami, selembar demi selembar
mereka rapikan baju kami yang kumuh, dan kadang kami dletakan di tempat yang
layak. Kami merasa dihargai di tangan mereka , dan mereka masih mau menambal
kami dengan solasi walau tubuh kami hancur sobek berkeping-keping. Terkadang wajah
kami dicoret untuk lucu-lucuan anak alay, tubuh kami di kasih nomer telepon,
dan kadang nomer telepon tersebut dikasih nama cewek cantik. Terkadang di dalam
dompet sebuah cowok alay, kami juga melihat ada foto cewek yang diletakan
berbeda ruang dengan kami. Ingin sekali kami merayu cewek itu tapi kami takut
terkena hukuman masuk ke lubang kotak infaq yang gelap. Ya begitulah.
Melalui
ini saya mau mengucapkan terimakasih untuk orang-orang lecil yang tidak
sombong, yang masih mau merawat kami dengan baik. Dan untuk sokarno-hatta dan
ngurah rai, sapalah kami sesekali karena kami juga ingin berteman dengan
kalian. Sekian dari patimura , wasalamualaikum warohmatulohi wabarakatu ”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar