Namanya Rima. Sering dipanggil satu dua tiga empat rima. Kadang dipanggil do ri ma fa sol la si do. Pernah juga di panggil diego armando rimadhona. Pokoknya namanya banyak. Rumahnya cimahi tapi lebih sering ngaku-ngaku orang bandung. Rumah kakaknya juga cimahi, 21 tikungan kanan, 17 tikungan kiri, kalau dari asrama UPI. Warna cat rumahnya hijau, didalemnya ada kakaknya yg baik karena ngasih makan lontong tahu. Suka minum es tapi esnya dikit. Suka coklat tapi malu kalau pakai baju coklat ASN. Pernah jalan kaki dari jalan raya ke pintu masuk stasiun kiaracondong. Entah kenapa dia seberkorban itu. Katanya dia juga nggak tau, kakinya bisa gerak sendiri ceunah. Dia suka lupa naruh kunci, naruh dompet. Sayangnya dari dulu kunci dan dompetnya nggak ilang-ilang. Dia kalau senyum bagus, aku suka. melihat senyumanya merupakan pengalaman memukau yang tak ada seorangpun bisa menandinginya walau ada 7 miliar manusia di bumi. Entah berapa tahun dia latihan tersenyum dan berapa kali repetisi yang dia lakukan sampai bisa menciptakan senyum semelengkung itu. Senyumanya seolah-olah bisa menyelesaikan segala permasalahan hidup. Mesin karcis UPI pun sepakat. Dan alhamdulilahnya senyumanya selalu menyenangkanku. Bisa bisanya Tuhan mencipatan senyum seperti itu. Padahal senyumnya tanpa lesung pipi, tapi manis. Bisa bisanya. Udah ah, cuman mau ngingetin aja, Jangan suka senyum sembarangan. Senyummu berbahaya.
Dadaaaaah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar