Sabtu, 24 September 2016

Semester 9

Saya adalah mahasiswa semester 9. Sudah 9 kali KRS-an dan sudah 9 kali mbayar SPP. Di kampus, biaya SPP per semester adalah Rp 2.205.000,00. Jadi saya sudah menghabiskan uang sebanyak Rp 19.845.000,00 untuk kuliah sampai dititik ini. Kamu tau uang sebanyak itu sudah bisa kita apakan ? mari kita cek. Jika untuk membeli es teh, saya sudah bisa mendapatkan 9923 gelas es teh. Jika saya minum es teh 3x sehari, saya tidak akan kehausan selama 3307 hari. Atau sekitar 9 tahun ! sekarang umur saya 22 tahun. Dan saya sudah terjamin tidak kehausan sampai umur 31 tahun. Itu baru es teh. Coba kita cek di tahu bulat. Harga tahu bulat, satu tahu seharga 500 rupiah. Jika untuk membeli tahu bulat, akan di dapatkan 39.690 butir tahu. Saya sudah bisa mandi bola tahu dengan tahu bulat. Itu baru di cek di makanan. Coba kita cek di solatip. Harga solatip satu buah seharga Rp 1000 rupiah. Jika untuk membeli solatip, sudah bisa di dapatkan 19.845 glinding solatip. Asal kalian tau, panjang satu glinding solatip jika di ulur memanjang, panjangnya bisa mencapai 66 meter. Hmmm coba kita kalikan 66 x 19.945 berapakah angka yang ditemukan ? 1.309.770 meter ! atau sekitar 1309 km ! sama dengan jarak Jogja – Palembang. Kamu bisa pergi ke Palembang naik selotip.

Luar biasa bukan ? dan sayangnya uang itu hanya untuk mbayar SPP. Maka dari itu, jangan sia-siakan kuliahmu karena uang SPP mu bisa menjadi jauh bermanfaat jika di es teh kan, di tahu bulatkan dan di selotipkan. 

Jumat, 02 September 2016

Jogja, Aku Ingin Pulang

Saya tidak berbakat bepergian, pergi ke tempat-tempat indah di kota-kota besar nun jauh disana malah membuat saya merasa kesepian dan membuat saya semakin rindu rumah. Ya. Rumah saya adalah Jogja. Kangen rumah adalah kangen Jogja. Banyak alasan kenapa saya selalu merindui Jogja.
Di jogja ada Hujan !
Kalau lagi hujan, Jogja jadi basah. Kalau nggak hujan ya nggak basah. Hujan selalu enak di jadiin status BBM, apalagi ditulis. Kamu tau apa itu hujan ? hujan adalah ketika banyak orang pakai mantol dijalanan. Tidak termasuk saya. Saya tergolong orang yang tidak suka memakai mantol saat Jogja hujan. Biar keliatan heroik. Laptop rusak dengan heroik, hape rusak dengan heroik, dan dompet berisi uang basah secara heroik. Pokoknya heroik. Di Jogja saya bisa hujan-hujanan, di kota lain enggak.
Di jogja ada Dinosaurus !
Sependapat dengan Jibraw, ada beberapa jenis Dinosaurus di kota Jogja. Dinosaurus berjenis tirex ditemukan di sekitaran taman pintar yogyakarta. Dinosaurus berjenis naga juga di temukan di sekitaran taman sari. Dinosaurus mirip patung polisi ditemukan di perempatan gramedia dan perempatan pedes.
Di Jogja ada Angkringan !
Saya kasih tau angkringan-angkringan terenak di dunia, yaitu : angkringan depan GOR UNY, angkringan kolam renang UNY, angkringan Felix temon pojok FT, angkringan depan SMA N 7 YK, angkringan pojok pasar ngasem, angkirngan selatan 4R futsal, angkringan lapangan mancasan, angkringan lapangan minggiran, dan angkringan –angkringan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Di Jogja ada siang, senja, dan malam !
Di Jogja ada siang, dengan matahari dan langit birunya. Di Jogja ada malam, dengan bulan dan bintang-bintangnya. Di Jogja ada senja, untuk membatasai di antara keduanya. Tidak semua kota memiliki hal-hal tersebut. Untuk apa saya berkelana sedangkan saya sudah dilahirkan di kota paling indah sedunia.
Jogja itu menyenangkan !
jika bagimu tidak, mungkin kamu salah milih pasangan. Bagi saya Jogja bukan hanya melibatkan perasaan. Lebih jauh dari itu, Jogja juga melibatkan fikiran , sikap dan perbuatan. Setiap sudut kota Jogja itu logis. Seluruh aspek yang mengandung kepergian dari Jogja, hanya membuat saya ingin cepat-cepat pulang.
( di tulis di planet Merkurius, awal Juni tahun 2084 )