Rabu, 29 Juni 2016

Aku Tak Peduli

Menulis seperti ini tak perlu inspirasi, hanya perlu imajinasi. Imajinasi yang berasal dari hati yang melihat - lihat tampak kasat mata terjadi di muka bumi. Ini cerita tentang hal-hal yang saya tidak peduli. Saya banyak sering melihat tentang kamu, tentang dia, tentang mereka, tentang kamu lagi. Kulihat folower instagrammu ribuan, sungguh aku tak peduli. Katanya gebetanmu anak kedokteran ? aku pun tak peduli. Mereka mereka yang posting naik gunung pun, aku tak peduli. Mau kalian selfie pakai tongsis di tempat-tempat wisata ? aku juga nggak peduli. Mau mosting makanan mahal apalagi, semakin nggak peduli. Mau kamu kuliah 3 tahun, aku nggak peduli, mau kuliah 7 tahun, aku juga nggak peduli. Mau dosen pembimbingmu kuliah lagi, aku nggak peduli, mau dosenmu piknik ke singapura aku juga nggak peduli. Mau sepatumu neki aku nggak peduli, adidias apalagi. Mau kamu naik motor hujan-hujan aku nggak peduli, naik mobil hujan-hujan apalagi, semakin nggak peduli. Mau hapemu aypon aku nggak peduli, mau hapemu motorola pun aku rapeduli. Pokokmen rapeduli, raurusan !
terilhat dari sudut pandang hatiku yang suka melihat-lihat, mereka hanya mingin-mingini, dan aku rakepengen. Disudut pandangku, mereka hanya pamer, dan aku nggak nggumon. Mengutip dari kalimatku sendiri,” jiwa pamer adalah dorongan dari orang miskin”. Begitulah, tak akui kutipanku bagus.
Justru yang membuat aku peduli adalah,  tentang ibu menyerupai perempuan berbentuk wanita tua yang lewat depan rumah diwaktu dini hari. Membawa kayu bakar di taruh di sepeda jengki dituntun jalan kaki. Edyan ! dia mau ngapain ? mau mbakar rumah malem-malem ?.
Telisik punya telisik usut-punya usut, ternyata kayu bakar itu akan dijual ke pasar Beringharjo. Jarak depan rumah dengan pasar Beringharjo kira-kira 30 menit kalau naik motor itupun ngebut nrabas-nrabas lampu merah. Lihat, dia sangat pamer tentang fisiknya. Perempuan tua meruntuhkan mental mahasiswa olahraga hanya dengan sekali sapa. Baik tuhan, aku menyerah, aku hanyalah cemilan di alam semesta. Tuhan, saatnya Kau pamer, untuk ibu-ibu tua penjual kayu bakar, kamu juga boleh pamer. Dan aku telah peduli, oleh ibu tua ini, terebukti dari doa-doa yang kuselipkan di pagi hari. Tuhan, kabulkanlah doaku yang penuh ketulusan ini.,., amin.


Rabu, 15 Juni 2016

Halaman persembahan

-       Terimakasih untuk dosen pembimbing dan pengusaha print-printnan yang telah bekerjasama secara kompak sehingga saya ngeprint kertas berulang-ulang
-          Terimakasih untuk dosen pembimbing dan pengusaha print-printnan yang telah bekerjasama secara kompak sehingga saya belum wisuda sampai hari ini.
-          Terimakasih untuk goodday mocacino rasa colin yang telah menemaniku ngerjain skripsi
-          Terimakasih untuk mas rully dan bu sumi yang tak henti-hentinya melayani mahasiswa mengurus nilai kosong tanpa rasa pamrih
-          Terimakasih untuk nasi telor yang telah menjadi konsumsi setia selama 8 semester
-          Terimakasih untuk bapak dan ibu yang telah membiayai untuk membeli nasi telor
-          Terimakasih untuk mas kana sakti yang mau masakin nasi telor
-          Terimakasih untuk istriku yang masih berbentuk zigot.
-          Terimakasih untuk masashi kishimoto yang telah menamatkan film kartun naruto dan mengajarkan saya apa itu arti jalan ninja.
-           sehingga lulus agak lama adalah sebuah jalan ninja pribadi masing-masing
-          Terimakasih untuk eichiro oda yang sudah sejak tahun 1998 membuat film one piece dan sampai sekarang belum tamat tamat.
-          Sehingga kuliah saya juga belum tamat-tamat
-          Sehingga saya bisa tenang menghadapi tekanan karena saya calon raja bajak laut.
-          Terimakasih supercell yang telah membuat game game menghibur semacam boom beach, clash of clans dan clash royale,
-          Sehingga saya tidak terlalu bosan nggarap skripsi
-          Tentunya terimakasih untuk pro evolution soccer dan wining eleven yang membuat saya betah di rumah.
-          Terimakasih untuk Tuhan yang telah memberikan energi kepada saya sehingga saya dapat menulis kalimat terimakasih-terimakasih diatas tanpa halangan apapun.
-          Terimakasih untuk seseorang yang telah menciptakan kata terimakasih sehingga saya bisa menulis kata terimakasih banyak-banyak
-          Terimakasih.
-          Terimakasih
-          Terimakasih


Selasa, 14 Juni 2016

Namanya Sara


Namanya sara, dulu sempat nggak punya hati. Tapi angsur berangsur hatinya tumbuh di dalam tubuh tanahnya. Dulu dia sempat tidak bisa memproduksi empedu dan tidak bisa ngapa-ngapain. Kini organ-organ tubuhnya sudah mulai bekerja normal. Kini hatinya justru membengkak tidak karuan, tidak terkendali.
Namanya sara, nggak pakai H. Kalau pakai H jadinya sarah. Semacam sarah azhari. Jadi terdengar saru, begitu. Nama panjangnya sara khairunisa, atau haerunisa, entah yang mana yang bener, saya juga nggak tau. Yang juelas namanya pasaran. Ada ratusan kalau dicari di searching engine facebook.
Namanya sara, tapi nggak kece dari lahir, baru akhir-akhir ini jadi kece .pernah kuliah di UNY, di FMIPA, tapi sekarang udah nggak. Lulus dengan predikat tidak cumlaude. Punya mata punya telinga baru aja punya hati.
Namanya sara, katanya suka buah durian, suka martabak, martabak tengah malam, suka ngupil diem-diem, katanya rumahnya di pinggir pantai, tapi sampai sekarang saya belum percaya.
Namanya sara, pernah njemur pakaian di depan rumah, pernah nonton film di bioskop sambil jingkrak jingkrak, suka melihara ular, ularnya di sebar di rumah orang. Kalau laper ularnya di masak asam manis lalu di makan sendiri.
Namanya sara, pernah hilang, pernah kembali, pernah hilang, nggak tau apakah kembali. Mungkin sudah punah, kena lahar gunung berapi. Mungkin juga mengungsi di planet lain. Entah.

Namanya sara , Mungkin benar-benar hilang, tapi tak masalah. Sesuatu yang hilang bukan untuk diperdebatkan, itu sudah bagus. Biarkan.