Rabu, 23 Desember 2020

Namanya adalah Ibu

 

hari ini aku akan memujinya secara besar-besaran. jangan dilawan. karena ini adalah hari yang akan menjadi on this day pada tahun depan, tahun depannya lagi, tahun depannya lagi, pokoknya teros sampai detak jantung berjumlah 2.160.000.000x, hembusan nafas sebanyak 658.800.000x dan kedip mata sebanyak 252.000.000x. namanya adalah ibu, yg pernah mengutuk aku menjadi batu tapi gagal, karena sekarang sudah bukan zamannya. selain sudah bukan zamanya, kutukan ibu ini level sumpah serapahnya masih level noob dan belum di apgret sesuai zaman, alias doanya masih minggrang-minggring. Patut disesalkan kutukan ibu tidak sehebat kutukan ibu malin. "Bu, ibu harus lebih banyak berlatih mengutuk anak. ibu harus lebih kejam dan tulus dalam mendoakan yg jelek-jelek, setitik saja ada rasa sayang, doa ibu akan gagal." saranku kepada ibu.


Ibu hanya mangguk-mangguk seperti orang tua yg nurut dinasehati anaknya. nanti kalau ibu sudah jago ngutuk dan kutukan ibu sudah berhasil dan aku sudah sukses menjadi batu, pasti nanti kisah malin kundang akan berubah menjadi kisah fauzan kondang. dan insyaallah, bakal terkenal. bukankah di era seperti ini yg terpenting adalah terkenal ? nanti kita buka jasa endorse sama-sama ya bu, kita kumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk memindah ka'bah ke Jogja agar ibu tidak perlu jauh2 dan susah payah naik pesawat ke arab buat haji. cukup aku boncengin naik vega saja nanti kita parkir motornya di indomaret yg tukang parkirnya slundap slundup kayak umbel itu yg kadang nongol kadang enggak. eh tapi kalau aku sudah menjadi batu, gimana ya cara nganternya. 


tenang saja, selain ngutuk yg jelek-jelek, ibu juga jago ngutuk yg baik-baik. tinggal bilang "jadilah manusia lagi ! ", pasti aku akan kembali menjadi manusia. pokoknya semua bisa diatur kalau sama ibu. udah gitu aja ya bu, pokoknya jgn pernah berubah menjadi siluman ular, cukup bojonya kera tung pei saja ya bu yg siluman ular. Nanti kalau ibu berubah jadi siluman ular, aku nggak bakalan tau surgaku terletak dimana. karena ular nggak punya telapak kaki. Aku janji kok bu tidak akan mendebat orang yg mengajariku berbicara, tapi diam-diam akan aku rampas surga di telapak kakimu ! he he ~

.
.
.
selamat hari ibu, dari anakmu yg paling durhaka tapi insyatuhan baik hatinya.