Gunakanlah semua pengindraan untuk mempelajari banyak hal, agar jika bertemu dengan biru tidak selalu dengan langit, "mak pyar" tidak selalu dengan gelas, amis tidak selalu dengan ikan, dingin tidak selalu dengan es batu dan manis tidak selalu dengan gula. Pelajarilah banyak hal agar nantinya kamu paham bahwa semakin kamu belajar, kamu semakin tau apa yang tidak kamu ketahui. Semakin kamu membuka pikiranmu dan terbuka menerima hal-hal baru kamu akan paham bahwa ada laut yang juga biru, ada piring yang juga "mak pyar", ada udang yang juga amis, ada es krim yang juga dingin, dan ada madu yang juga manis. Petaka yang sering terjadi adalah, setiap orang merasa bahwa ya cuman langit yang berwarna biru, ya cuman gelas yang berbunyi "mak pyar", cuman ikan yang boleh amis, hanya es batu satu-satunya yang dingin, dan cuman gula satu-satunya makanan yang bisa membuatnya menjadi manis. Orang itu biasa kita sebut dengan manusia maha benar, merasa dirinya paling benar, dan otomatis yang tidak sepemikiran dan sekeyakinan dengan dia, dia anggap salah. Sudah saatnya orang-orang seperti itu kita labeli sebagai orang bodo, mainnya memang sudah jauh, tapi pola pikirnya masih sebatas kecamatan. Kata toleransi hanya sebatas sampai ucapan, tapi tidak pernah sampai pikiran, apalagi perbuatan. Intinya, Beragamalah untuk hidup, bukan hidup, untuk beragama. Karena bagi saya, agama tertinggi di dunia ini adalah membahagiakan orang lain. Karena bagi saya, definisi haram itu bukan babi atau anjing, bukan sapi atau unta, tapi ketika kamu memakan makanan itu, suara sendok dan garpumu terdengar oleh orang-orang di sekelilingmu yang sedang kelaparan.