Sabtu, 21 Oktober 2017

Dimanfaatkan

Saya suka menjadi orang baik. Karena orang baik selalu dimanfaatkan. Ya, saya suka dimanfaatkan, karena sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat. Ya kan ? Ya kan ? Rosulluloh pun penah bersabda :
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain”

Tapi teman-teman saya sering kasihan melihat saya. Ada juga yang menggoblok-goblokan, menolol-nololkan dan memekok-mekokkan saya.
 “Heh, elu itu dmanfaatin bego, kenapa lu mau-maunya sih. Ada teman yang jelas-jelas nggak pernah ngembaliin utang minta uang ke elu, masa tetep elu kasih ?”
 “temen yang suka ngrasani elu dibelakang dan ngejelek-jelekin elu di belakang, minta tolong jemput di stasiun, masak elu jemput ?”
Dan lain-lain,
 Dan lain-lain.
 Jadi begini, wahai saudara-saudara ku sebangsa dan setanah air. Orang yang bodoh, alias tolol alias pekok, dia adalah orang yang dimanfaatkan tapi dia tidak sadar kalau dirinya dimanfaatkan. Paham ? oke saya ulangin, orang yang bodoh alias pekok alias tolol itu adalah orang yang dimanfaatkan tapi dia tidak sadar kalau dimanfaatkan. Sedangkan saya, saya sangat sadar bahwa saya dimanfaatkan, dan saya juga tau dia cuman pengen memanfaatkan saya, tapi saya malah bahagia, karena apa , karena itu berarti saya masih berguna dan bermanfaat bagi sesama. Kembali lagi ke sabda Rosululloh, sebaik baik manusia adalah manusia yang bermanfaat. Oke sampai sini paham ? ada pertanyaan ?