Saya suka menjadi orang baik. Karena orang baik selalu
dimanfaatkan. Ya, saya suka dimanfaatkan, karena sebaik-baik manusia adalah
manusia yang bermanfaat. Ya kan ? Ya kan ? Rosulluloh pun penah bersabda :
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain”
Tapi teman-teman saya sering kasihan melihat saya. Ada
juga yang menggoblok-goblokan, menolol-nololkan dan memekok-mekokkan saya.
“Heh, elu itu
dmanfaatin bego, kenapa lu mau-maunya sih. Ada teman yang jelas-jelas nggak
pernah ngembaliin utang minta uang ke elu, masa tetep elu kasih ?”
“temen yang suka
ngrasani elu dibelakang dan ngejelek-jelekin elu di belakang, minta tolong
jemput di stasiun, masak elu jemput ?”
Dan lain-lain,
Dan lain-lain.
Jadi begini, wahai
saudara-saudara ku sebangsa dan setanah air. Orang yang bodoh, alias tolol alias
pekok, dia adalah orang yang dimanfaatkan tapi dia tidak sadar kalau dirinya dimanfaatkan. Paham ? oke saya ulangin, orang yang bodoh alias pekok alias
tolol itu adalah orang yang dimanfaatkan tapi dia tidak sadar kalau
dimanfaatkan. Sedangkan saya, saya sangat sadar bahwa saya dimanfaatkan, dan
saya juga tau dia cuman pengen memanfaatkan saya, tapi saya malah bahagia,
karena apa , karena itu berarti saya masih berguna dan bermanfaat bagi sesama. Kembali
lagi ke sabda Rosululloh, sebaik baik manusia adalah manusia yang bermanfaat.
Oke sampai sini paham ? ada pertanyaan ?