Selamat siang Myanmar ! sepertinya jam dosen selalu
rusak. Mahasiswa telat dimarahin, dosen telat mahasiswa nggak berani marahin. Mau
marah ke dosen takut nilai nggak keluar, udah nahan untuk nggak marah ke dosen,
eh nilai tetep nggak keluar, dasar !. ini hanya secuil kisah kasak
kusuk mahasiswa semester akhir. Mahasiswa yang jarang solat. Jadi hidupnya
dipersulit sama Tuhan, sama dosen juga. Kalau mahasiswa alim mungkin hidupnya
lebih dipermudah sama Tuhan, tapi tetep dipersulit sama dosen. Dosen is the
real god. Jarang solat dipersulit dosen, rajin solat juga dipersulit. Eh sama
aja ternyata. Yaudah mending rajin solat tapi dipersulit.
Yang nggak dipersulit dosen itu cuma anaknya dosen atau
anaknya rektor, yang kuliah di kampus bapak ibuknya. Atau mahasiswa yang mau di
D.O. pasti dipermudah, dipercepat. Harus punya kemalesan tingkat dewa biar jadi
mahasiswa nyaris D.O. padahal dewa aja belum tentu punya kemalasan tingkat
dewa. Jangan meremehkan orang malas, karena tidak semua orang bisa semalas itu.
Hobinya main futsal sama main bola, gaya
sok asik sok keren sok senior padahal waktu bimbingan skripsi sukanya cium tangan dosen. Padahal dosen aja
nggak nyium balik. Percuma. Padahal mahasiswanya lebih tua daripada
pembimbingnya.
Barusan saya sedang menceritakan tentang saya. Sekarang saya
sedang bersandar di tembok GOR UNY bagian barat. Depan ruang dosen bagian
perempuan. Udah janjian ketemu jam 8 pagi. Saya sudah sejak jam 8 pagi tadi
duduk di sini, sambil megang HP, sendirian. Sekarang sudah jam 11. Sesekali saya
bentur-benturkan kepala belakang saya ke tembok biar otak kecil saya memar lalu
hilang ingatan. Eh enggak, biar rasa sakit di kepala bisa menutupi rasa sakit
di hati. Halah.
Mungkin begini rasanya jadi pengangguran. Padahal pengangguran
juga nggak gini-gini amat. Akhirnya saya merenung.... didalam perenungan, saya
berbicara dengan saya :
“ saya merasa diri saya seperti penemu teori gravitasi. Sama-sama
duduk, sendirian, bersandar. Tapi dia bersandar di batang pohon apel, saya di
batang GOR UNY. Ngapain seorang Isaac Newton bersandar di pohon apel
siang-siang ? jangan-jangan dia juga menunggu dosen pembimbing ? oh atau
jangan-jangan dia pengangguran sejati ? lalu lihat apel jatuh lalu dijadiin
teori ? perhatikan contoh lain, si Archimedes, dia menemukan hukum archimedes
ketika dia lagi ngapain? Ya betul, dia lagi lagi berendem di air. Mungkin dia
lagi ngalamun, pengangguran juga, cuman lihat air kok pada tumpah-tumpah, lalu
dijadiin teori. Dan sampai sekarang kedua orang tersebut disepakati sebagai
manusia jenius. Anak-anak, Coba pikirkan kembali, sebenarnya ilmu-ilmu dahsyat
itu berasal dari orang yang sibuk bekerja atau dari seorang pengangguran ?
percayalah, sekarang saya sedang mendekati kejeniusan sejati menyamai Newton
dan Archimedes !” lalu akhirnya Bu Erlina pun datang merusak perenungan dahsyatku barusan. menghentikan perenungan siang
itu, pukul 11.15 WIB.