Semua berawal dari sini lagi, kelas XII.
Musim baru dimulai, tahun ajaran 2012. Masih cukup banyak
moment-moment yang saya ingat karena tahun itu masih 5 tahun yang lalu. warna
cat tembok, warna lantai, warna rumput, warna daun, dan warna pohon saat itu,
saya masih ingat. Saya masih bersebelahan dengan si bayu itu, si lelaki tomboy
itu, si pacarnya ina itu. Dia selalu duduk di depan ina, saya duduk di depan
zahrina. Ketika saya ngobrol penting tentang pelajaran dengan bayu, dia bisa
langsung menoleh ke arah ina jika ina memanggil tanpa harus menyelesaikan
perbincangan kita terlebih dahulu. Padahal yang diperbincangan ina dan bayu
saat itu hanya membicarakan kuku yang lebih baik dipotong pendek atau enggak.
Benar benar sosok lelaki fucking tree sanafapig sejati. Karena saya sebelahan
dengan bayu, saya jadi tau bahan obrolan apa saja yang mereka perbincangan,
dari mau nikah di bulan, menenentukan jumlah anak, nama anak, mau anak
perempuan atau laki-laki, lokasi rumah, warna cat rumah, nama pembantu di
rumah, nama cicak di rumah ,dan lain-lain. benar bernar fucking tree sanafapig
sejati.
Tapi sekarang mereka sudah putus, mungkin itu karma
karena telah nyuekin saya sebanyak seribu dua ratus lima puluh tiga kali. Pernah
suatu ketika bayu, ina dan intan maju ke kelas secara bersamaan, bayu di tengah
sedang nulis di papan tulis, ina di kiri, intan di kanan, juga sedang menulis.
Entah tanpa alasan yang jelas ina lalu pergi keluar kelas, mungkin cemburu, lalu keluar planet bumi.
Saat itu seluruh dunia seolah-olah mencari dia, kecuali saya dan amir. Apalagi
bayu, seluruh planet dari merkurius sampai pluto sudah dia datangi, hasilnya
tetap nihil. Sampai sore hari, hampir di laporkan ke polisi, karena kasus anak
hilang. Siapa tau ina diculik lalu frustasi dan bunuh diri, siapa yang tau ?.
tapi ternyata sudah ditemukan oleh bayu di suatu tempat dengan keadaan sehat
wal afiat. Alhamdulilah tidak jadi bunuh diri.
Kelas kami diapit oleh
kelas XII IPA 3 dan XII IPA 5. Tepat di depan kelas kami terdapat kolam
tuju yang sangat memorable itu. Apakah itu kolam tuju , kolam tuju adalah kolam
ikan berukuran sekitar 2x2 meter yang terdapat patung di tengah-tengahnya, yang
berisi ikan dan air dengan kedalaman sekitar setengah meter dengan kandungan
air yang sangat amis dan terdapat banyak lumut di dalamnya. Biasanya kolam itu
dijadikan sebagai “tuju”an tempat eksekusi bagi mereka yang ulang tahun. Bagi
mereka yang ulang tahun, di hari itu dia wajib dicemplungkan di kolam amis
penuh lumut itu dengan kondisi masih menggunakan seragam, tak terkecuali saya.
Di setiap tahunya saya rutin masuk ke kolam amis tersebut. Biasanya kebanyakan
siswa dimasukan kedalam kolam tersabut dengan cara dipaksa dan dengan tempo
sesingkat-singkatnya. Tapi saya agak berbeda, karena saya tidak mau merepotkan
orang lain maka dari itu saya masuk kolam itu dengan cara jalur mandiri. Saya
tidak mau banyak orang memegang kaki, tangan dan kepala saya untuk repot-repot
meamasukan saya kedalam kolam tersebut, itu tidak perlu.
“saya bisa masuk kolam itu sendiri”, kataku.
Tapi kata teman-teman
hari itu menjadi tidak seru karena saya masuk kolam dengan jalur mandiri
dan Cuma Cuma. Terserah itu pendapat mereka, saya juga punya pendapat lain.
Tapi kolam tuju tak pernah ingkar janji, ada pula yang 3 tahun hidup di sma ini
, tapi belum merasakan amisnya kolam tuju. Dialah anton.
Pagi itu anton tidak ulang tahun, tapi hasrat kami untuk
memasukan anton ke kolam tuju sudah bulat, jadi walaupun anton tidak ulang
tahun dia tetap harus masuk ke kolam tuju. Pagi – pagi sekali, pelajaran belum
di mulai, seragam batik warna coklat dan celana krem masih bersih, habis disetrika
oleh ibunya anton di rumah. Saya, bayu, amir dan simbah terpaksa memegangi kaki
tangan dan kepala anton. Pagi itu suasana jadi riuh, karena tak biasanya pagi
hari ada eksekusi di kolam tuju. Biasanya eksekusi kolam tuju dilakukan siang
hari setelah pulang sekolah agar bajunya tidak lagi digunakan untuk pelajaran.
Tapi anton perkecualian.
Badan sudah di atas kolam, siap di cemplungkan, akan tetapi
tiba-tiba malaikat bu mus menyelamatkan anton. Dari kejauhan bu mus teriak
teriak kepada kami sambil mengacung-ngacungkan jarinya waktu itu,
“wong edyan, pagi-pagi seragam masih bersih udah mau di
cemplungin, bubar bubar !”
Lalu kami berhamburan bubar meninggalkan anton tergeletak
di bibir kolam. Begitulah anton, begiulah kami. Asal punya tekad, ya
lakukanlah.
Kelas 3 baru saja dimulai, tempat baru, meja baru, guru
baru, tapi wali kelas nggak baru, karena masih sama waktu di kelas 11. Yang
harus baru adalah ketua kelas. Bayu, mantan ketua kelas 1, dan saya, mantan
ketua kelas 2, melakukan aliansi untuk menjerumuskan amir menjadi ketua kelas
di kelas XII IPA 4. Pemilu di mulai, setiap siswa di beri kertas lalu di suruh
menuliskan nama siswa yang mereka inginkan menjadi ketua kelas. Kertas telah
dibagi, tapi sebelum itu saya dan bayu telah menyiapkan 29 kertas kosong
terlebih dahulu. Lalu ke 29 kertas itu saya isi nama amir semua, lalu ke 29
kertas itu saya tukar di meja perhitungan suara tanpa sepengetahuan panitia.
Hari itu amir menang mutlak, 29 suara, sesuai dengan jumlah siswa di kelas
kami. Alhamdulilah rencana berjalan dengan sempurna.
Di kelas 3 ini mata pelajaran lebih ditekankan ke mata
pelajaran yang akan di unaskan, yaitu bahasa indonesia, bahasa inggris, biologi
, matematika, kimia, dan fisika. Guru-guru mata pelajaran dari ke enam mata
pelajaran itu cukup berkesan, dan paling berkesan adalah bu ida yang galak. Bu
ida adalah sosok perempuan yang agak gendut, berbadan pendek, berambut pendek,
guru matematika, yang suka bilang ke murid-muridnya,
“ada yang mau bertanya? Ayo jangan malu-malu, apapun pertanyaanya
akan saya jawab” katanya.
Lalu ada siswa yang bertanya lalu di jawab lagi sama si
bu ida itu ,
“kayak gitu aja ditanyakan, itu terlalu gampang untuk
ditanyakan, ada pertanyaan lain ?”
Pokoknya seperti itu, seharusnya kalian tahu kenapa kami
malas bertanya kalau bu ida yang mengajar.
Pernah suatu ketika , hari itu hari sedang hujan, lalu
sepatu bu ida yang warna hijau itu basah. Sehingga setiap langkah bu ida
mengeluarkan suara “krok, krok, krok “ seperti ada kodok di dalamnya. Saya tahu
dan saya mendengar jelas karena saya dan bayu duduk di bangku pailng depan. Setiap
bu ida melangkah kami selalu menirukan suara “krok, krok, krok” tersebut, lalu
kami berhenti menirukan ketika bu ida menoleh ke arah kami. Bu ida melangkah
lagi lalu kami tirukan lagi, seperti itu sampai jam pelajaran matematika
selesai. Alhasil di jam itu kami banyak maju kedepan untuk mengerjakan
soal-soal. Mungkin itu cara bu ida membalas kami, tapi tak apa, malah menambah kemmapuan
kami dalam mengerjakan soal-soal. Terimakasih bu ida, ilmu mu tak akan saya
gunakan di bangku kuliah karena saya adalah mahasiswa olahraga.
Sebagai siswa kelas 3 yang mau lulus dan mau ujian,
seharusnya saya mengurangi kata terlambat saat masuk sekolah. Tapi justru
sebaliknya, di tahun itu saya memecahkan rekor terlambat di tahun-tahun sebelumnya.
Maka dari itu bapak ibu di rumah mendapat surat sepesial yang di kirimkan oleh
konseling . Kata BK sudah sangat akrab dengan telinga saya. Saya adalah tipe
siswa yang tidak sombong, karena lebih sering berkunjung ke sana untuk
menyambung tali persaudaraan dengan guru BK dibanding siswa siwa yang lain.
Seperti kata dilan, bahwa menjadi anak baik itu gampang, tinggal diem, udah
jadi baik. Tapi menjadi anak nakal itu susah, dia harus berani bertanggung
jawab atas apa-apa yang mereka lakukan. Dan BK telah mengajarkan saya bagaimana
cara bertanggung jawab atas kelakuan saya selama di sma ini.
Hari demi hari telah berlalu, mid semeter akan datang,
saya dan bayu melakukan tantangan, yaitu bagus-bagusan rangking di mid semeter.
Seorang bayu yang sekarang mahasiswa UGM yang selalu sepuluh besar itu
menantang seorang saya yang stabil di atas dua puluh besar ini ? ya, tapi saya
tetap berani, bayu lebih berani. Mid semester berjalan, saat itu sedang musim
hujan.
Di pertengahan mid semester pagi itu sedang hujan, saya
nggak bawa mantol, emang dari dulu nggak pernah bawa mantol, tapi di pagi hari
hujan sangat jarang terjadi di indonesia ini. Saya terobos hujan yang deras waktu
itu, basah kuyup, kecuali basah di punggung. Itu menandakan saya tidak pernah
kabur dan mundur melawan air hujan pagi itu. Sampai depan kelas, badan basah
kuyup, seragam saya lepas dan saya peras di depan kelas, lalu saya pakai lagi.
Saya mengerjakan ujian dengan keadan basah kuyup. 2 jam ujian, lantai di bawah
tempat duduk saya penuh dengan kubangan air. Seperti ada yang ngompol di kelas.
Tapi tak apa, paling tidak saya masih punya punya tekad untuk ikut ujian tanpa
telat. Di 2 jam berikutnya masih sama, masih agak basah, tapi kubangan air di
bawah tempat duduk tidak terlalu banyak.
Mid semester selesai, nilai sudah keluar, satu persatu,
nilai 6 mata pelajaran yang di unaskan sudah keluar duluan, bayu menang telak,
saya pesimis, bayu semakin optimis. Saya sudah menyisihkan uang sangu sebanyak
5 ribu rupiah untuk bayu, bayu tidak menyiapkan sama sekali. Beberapa hari
berikutnya, nilai mid semester secara keseluruhan sudah keluar, saya rangking
18, bayu rangking 22. Saya tertawa, bayu menangis di pojok kelas. Entah nangis
nya karena uang nya berkurang 5 ribu, atau karena alasan lain, saya tidak tau.
Yang jelas hari itu saya menang, saya dapat 5 ribu, untuk beli nasi telur
tempatnya mas atang.
Hari demi hari telah berlalu, sma tanpa asmara bagai
asmara tanpa sma. Simbah masih menyukai lala waktu itu. Dia beli bunga di kota
baru sebelah gereja yang terkenal itu. Dia beli satu , sepertinya bunga mawar,
untuk diberikan ke lala. Sebelum pulang dia taruh bunga itu ke dalam tasnya
lala. Tanpa nama, anonoim, biar lala penasaran. Si iblis cebol, amir, dia
mengetahui tentang itu, saya pun juga tau. Akhirnya kita berdua melakukan
sebuah rencana. Nama amir di hape saya diganti menjadi lala. Lalu “lala”
mengirim sms ke nomer saya dengan kalimat,
“makasih ya bunga nya, aku suka banget bunganya, makasih
bangeeeet ( emot peluk) ”, begitu.
Padahal lala asli sedang tidur di rumah, atau sedang nonton
film sambil makan pop corn saat itu, entah. Lalu pagi harinya sms itu saya
tunjukan ke simbah, simbah naik pitam, udah hampir tonjok-tonjokan, baju saya
dipegang, amir dan kawan-kawan tertawa, aku menahan. Lalu aku bilang si simbah
yang gendut itu,
“sabar mbah sabar, sek tak jelaske sek, tak jelaske !”
Alhamdulillahnya Simbah yang sudah mengepalkan tanganya
itu mau mendengar penjelasan, dan nomernya “lala” itu adalah nomernya amir. Semua satu kelas ketawa, aku ketawa, simbah
malah malu, aneh. Pelajaran yang dapat diambil adalah, jangan menjadi pemuja
rahasia, karena kamu hanya akan benar-benar menjadi pemuja tanpa rahasia.
Kisah polosnya simbah belum berakhir, badanya besar ,
tapi sangat mudah ditipu. Dengan cara yang sama, dengan lubang yang sama, tapi
perempuanya yang beda. Setelah dengan lala sepertinya tidak punya harapan,
akhirnya dia mencoba mencari gadis lain, dialah mbak osis. Sebut saja mbak
osis, karena dia adalah ketua osis. Amir lagi-lagi menyamar sebagai mbak osis,
lalu sms simbah, bagai pucuk dicinta ulam tiba, beberapa bulan smsan, katanya
sudah 70% pdkt nya, sudah hampir jadian, katanya. Padahal simbah tak tahu bahwa
yang dia smsi itu adalah amir. Brarti yang sebenarnya terjadi adalah simbah
mbribik amir, lalu si iblis cebol (amir) ini memerankan mbak osis dengan sangat
jenius. Hampir 3 bulan kedua cowok itu smsan, akhirnya simbah mengajak
ketemuan, jalan berdua. Karena yang ini tidak mungkin dipalsu, maka akhirnya
kita baongkar ramai-ramai rahasia terbesar abad 21 ini. Akhirnya simbah tau bahwa
mbak ketua osis yang dia sukai itu adalah amir. Kami, semua lelaki IPA 4
ketawa, simbah enggak. Tapi mungkin karena dia lebih tua, dia memiliki
ketabahan hati yang sangar, kebijaksanaan yang sangar. Karena sifat nya yang
sabar itu, kita selalu ketagihan untuk terus mengerjainya.
Beberapa hari berlalu, pelajaran seni rupa di jam
terakhir, saya dan bayu keluar duluan, izin ke kamar mandi. Simbah nggak ikut.
Mungkin karena selama ulang tahun simbah belum pernah dimasukin ke kolam (karena
badanya yang berat), maka kami punya
cara lain untuk mengerjain si dia.
Siang itu simbah tidak ulang tahun, tapi kami anggap dia
ulang tahun. Kami pergi ke parkiran motor, kami cari motornya, kami ambil, kami
angkat, kami taruh di kamar mandi perempuan. Saat itu agak kesusahan, karena
motornya di kunci stang dan jarak parkiran motor dengan kamar mandi agak jauh.
Tapi motor sudah sembunyi dengan baik, lalu kami berdua kembali ke kelas.
Setelah itu bel pulang berbunyi, kami berdua cepat-cepat
pulang duluan, agar tidak ketahuan. Benar-benar tipe lelaki tidak bertanggung
jawab. Kami pulang, di jalan kami berfikir, lalu saling bertanya,
“pie nek simbah lapor polisi tentang kehilangan motor ?”
kataku,
Lalu bayu menjawab, “ ho o yo ? awakdewe iso dadi
kriminal mengko”.
Akhirnya kami berdua putar balik kembali sekolah. Tapi
alhamdulillah motorntya ketemu tanpa harus kami kasih tau. Memang simbah adalah
tipe lelaki yang bisa mencari motornya sendiri walaupun kami taruh di dalam
kamar mandi.
Lalu ujian nasional semakin mendekat, mungkin beberapa
bulan lagi. Sudah mulai banyak try out disana sini, tapi saya nggak ikut. Saya
hanya ikut try out yang diselenggarakan oleh sekolah. Saat itu pihak sekolah
bekerja sama dengan sebuah bimbel yang tidak terlalu terkenal di kota
yogyakarta. Saya tidak simpatik, begitupun bayu, lalu kamu hanya pergi ke
kantin. Hanya kami berdua yang pergi ke kantin, yang lainya masih di kelas
ngerjain try out. Try out berlangung selama 2 jam. Soal try out berisi tentang
6 mata pelajaran yang di ujikan di ujian nasional saat itu, yaitu bahasa
indonesia bahas inggris, biologi , kimia, fiksika , dan matematika.
Satu jam berlalu ,
kami masih dikantin, bingung mau ngapain, akhirnya kami kembali ke kelas.
Sesampainya di kelas kami dikasih lembar jawaban beserta soal soal. Waktu sisa
satu jam. Tidak mungkin saya mengerjakan sendiri, begitupun bayu. Akhirnya kami
berdua bersatu, menunjukan kemampuan sebenarnya siapa diri kami. Saya menegrjakan
bahasa indonesia, bahasa inggris dan biologi, lalu bayu mengerjakan kimia, fisika
dan matematika. Lalu nilai keluar, bayu rangking 2 , saya rangking 3.
Benar-benar kombinasi yang luar biasa. Jadi kalau sejak awal kelas 2 kita mau
conto-contoan, sebenarnya kita bisa saja menjadi siswa papan atas di kelas ini.
Alhamdulilah nya kami bukan tipe lelaki yang suka nyonto, begitulah.
Beberapa hari berlalu, secara tidak sadar terjadi
perpecahan blog di kelas XII IPA 4, yaitu blog depan yang berisi saya dan bayu,
dengan blog belakang berisi amir, simbah, anton, dan ical. Tapi ini bukan perpecahan
sungguhan, perpecahan dalam hal positif, perpecahan yang semakin mempererat
tali persaudaraan.
Pernah suatu ketika amir meninggalkan dompet di meja.
Lalu saya buka, ada foto pacarnya. Lalu saya ambil fotonya, saya taruh di
dompet saya. Amir belum sadar, lalu saya bilang ke amir,
“mir, pacarku anyar”
Lalu amir penasaran, “tenane mbul, cah endi ? kene ndelok
fotone”
Lalu aku pura-pura rahasia “ojolah, ayu banget iki, bedo
sekolah”
Lalu amir menjawab lagi” halah , rasah rahasia,
rahasiaan”
Ku jawab, “ koe gelem ora karo pacarku mir, walapun dekne
ayu, tapi aku ikhlas nek mbok pek”
Lalu amir njawab lagi, “wegah lah, pilihanmu mesti elek”
Lalu ku tunjukin foto pacarku di dompet, dan ternyata dia
adalah fotonya pacarnya amir, amir misuh-misuh, aku dan bayu udah nggak kuat
nahan ketawa.
Pernah suatu ketika Amir dan mbak asiah ini pergi pacaran
berboncengan berdua-duaan. Lalu anton dan saya mengikuti dari belakang, saya
rekam pakai HP nokia saat itu. Saya ikutin sampai depan rumahnya asiah , tapi
kami langsung pulang tanpa ketahuan. Hari berikutnya si amir saya interogasi,
dianya nggak ngaku, padahal udah saya video sama anton. Udah mau ngaku tapi
tetep nggak percaya kalau kami kuntit dari belakang. Lalu videonya saya
tunjukin, akhirnya dia misuh-misuh, saya dan anton udah nggak kuat nahan
ketawa.
Sesungguhnya, saya, bayu, amir,anton, ical dan simbah
adalah sosok laki-laki yang baik hatinya. Sering menolong orang lain dengan
hati yang tulus. Pernah suatu ketika kami berenam patungan untuk membelikan
makanan enak kepada retno. Siapa Retno? retno adalah siswa terpintar di kelas
kami, yang tidak pernah sekalipun jajan di kantin sekolah. Teman sebangkunya,
si rena, sama sekali tidak peka terhadap teman sebangkunya itu, tak pernah
sekalipun saya melihat rena membelikan makanan untuk retno. Makanan enak sudah
terbeli, kami kasih ke retno, kami taruh di meja nya, lalu retno nangis.
“loh? Kok nangis ?” kataku.
“apakah kamu menangis bahagia ?” tanyaku, tapi si retno
masih diam.
Lalu menunduk menangis bermenit-menit. Karena daripada
makanan yang kami beli tidak di makan, akhirnya makanan itu kami makan sendiri,
ada nasi kuning, es krim, es kelapa, tempura, nuget dan lain-lain. Di nasi
kuning ada tomat. Lalu kami masukan secara paksa tomat itu ke mulutnya anton
yang tidak suka tomat saat itu. Lalu anton muntah-muntah, lalu satupun dari
kami tak ada yang mau tanggung jawab. Yang sudah terjadi, terjadilah.
Berbicara tentang retno & rena, saya jadi teringat
astri. Astri adalah siswi yang duduk di belakangnya rena. Dia adalah siswi yang
pernah saya pegang bokongnya secara sengaja karena dia pernah pingsan di
lapangan basket karena kepalanya kena bola basket waktu pelajaran olahraga.
Karena tak ada yang mau membopong, lalu saya bopong si astri itu, harus megang
pundak dan bokongnya, agar tidak terlalu berat. Saya bawa dari lapangan basket
ke UKS yang jauh sekali itu, demi menolong si anak manusia ini. Akhirnya dia
sembuh dan siuman, setelah dia sembuh dia naboki sambil nampar-nampar sambil
marah-marah ke saya karena telah memegang tubuhnya tanpa se izin dia. Masak iya
dari lapangan basket ke UKS mau di glindingin di tendang-tendang pakai kaki ?
atau di masukin ke gerobak sampah biar menghemat energi ? aneh-aneh saja
perempuan ini. Atau jangan-jangan dia cuman pura-pura pingsan agar bisa
mendapatkan gendongan spesial dari saya ? bisa jadi !.
Lalu tawa yang hampir muncul di setiap hari itu mulai
pudar seiring ujian nasional yang semakin mendekat. Ujian nasional benar-benar
bisa membuat sosok siswa yang ceria mudah tertawa gila urakan menjadi siswa
yang mudah meminta maaf kepada siapapun.
Sebelum ujian nasional mereka menjadi mudah meminta maaf ke semua manusia yang dia
temui, ke mantan, ke guru, ke bu kantin,
tukang kebun, klining servis, tukang becak, tukang cilok, tukang siomay, tukang
batagor dan lain-lain, dan lain-lain. seperti hari itu adalah hari terakhirnya
hidup di bumi. Banyak yang pergi ke smp untuk meminta doa restu kepada
bekas-bekas gurunya, ada yang nggak pernah solat menjadi rajin solat, ditambah
solat tahajud dan solat duha, pokoknya menjelang ujian nasional, semua siswa
bukan menjadi diri mereka masing-masing.
Hari itu tiba, ujian nasional datang, saya mengerjakan
dengan penuh percaya diri, saya bersumpah dengan diri saya sendiri saya tidak
akan membeli soal, membeli jawaban ataupun mencontek kanan kiri. karena itu
hanya akan membohongi diri sendiri dan level ilmu saya tidak akan pernah naik.
Akhirnya ke enam mata pelajaran telah terlewati, tak sesuai yang ditakutkan,
semua berjalan dengan lancar tanpa halangan apapun. Akhirnya saya bisa kembali
urakan ceria dan tertawa bersama-teman. Saya jadi lupa pernah minta maaf sama
siapa aja, yang penting sekarang tidak perlu lagi minta maaf, karena saya juga
tidak pernah merasa bersalah ke tukang siomay, tukang cilok, klining servis,
dan orang lain yang saya tidak kenal. Saya bisa menjadi diri saya sendiri
sesuai yang saya mau.
Pengumuman ujian nasional sudah di umumkan, semua siswa
SMA Negeri 7 Yogyakarta lulus seratus persen, bukan hal yang luar biasa, memang
biasanya dari tahun ke tahun juga kayak gitu. Lulusan dari SMA N 7 Yogyakarta
sebagian beasr masuk ke UGM, sebagian kecil masuk ke UNY. Saya termasuk yang
sebagian kecil. Tak masalah, yang penting masih bisa kuliah.
Sebelum semua kisah di sma benar-benar habis, angkatan
kami, yatiu angkatan 2012 mengadakan promnet, semacam malam perpisahan begitu.
Tempatnya di hotel mewah, bintang lima, ada kolam rernangnya, ada patung nya,
patung mbak-mbak nggak pake BH, saya tidak lupa berfoto dengan si dia. Saya
nggak tau cara panitia mendapat lokasi perpisahan semacam itu, tapi yang jelas
yang datang banyak, kelas kami juga banyak. Hampir semua datang, kecuali bayu
dan ina. Ina nggak ikut, nggak tau alasanya apa, tapi anehnya bayu juga nggak
ikut, mungkin lehernya di iket pakai rantai sama ina. Semua bernyanyi, berjoget
mengikuti irama lagu yang dinyanyikan mbak-mbaknya saat itu. Saya sawer
mbaknya, saya kasih daun pohon mangga layu yang saya ambil dari sampah pohon di
depan hotel. Saya sawer mbaknya, saya kasih plastik bungkus cheetos yang
cheetosnya udah saya makan bersama teman-teman. Kami bertukar gelas yang berisi
air putih, lalu kamu benturkan gelas itu sambil kita angkat ke atas. Malam itu
sampai larut, nggak ada yang terlihat sedih. Aku pun juga tidak sedih, karena
selama mereka masih ada di bumi, saya masih bisa bertemu mereka kembali, entah
kapan.
Terima kasih untuk SMA Negeri 7 Yogyakarta, untuk XII IPA
4, untuk bapak ibu guru, khususnya guru BK yang telah sabar membimbing muridmu
ini menjadi laki-laki yang tau betul apa arti dari kata tanggung jawab, dan
khusunya untuk bayu, amir, anton, simbah, dan ical, yang masih mau sudi bertemu
dengan saya di sela-selanya sibuk kuliah, yang selalu bisa menceritakan kembali
kisah-kisahnya selama di sma, sehingga saya tidak terlalu bekerja keras dalam
hal mengingat-mengingat. Pokoknya terima kasih, ayo kita reuni !